Untuk menjawab pertanyaan MENGAPA SAYA ANGGOTA SIDANG JEMAAT KRISTUS? Oleh Leroy Brownlow Diedit Andrew .S. Banjarnahor
Diterbitkan oleh WORLD LITERATURE PUBLICATIONS Jl. Sumatra 19, Kotak Pos 1313 Jakarta Cetakan I di Siantar 1970 sebanyak 2000 eksemplar Cetakan II di Jakarta 1983 sebanyak 1000 eksemplar Cetakan III di Jakarta 1992 sebanyak 2000 eksemplar Buku aslinya “WHY I AM A MEMBER OF THE CHURCH OF CHRIST” Oleh Leroy Brownlow Diedit oleh Andrew . S . Banjarnahor Jakarta, Januari 1992 KATA SAMBUTAN
Untuk cetakan Ketiga
Tiga tahun sebelum pencetakan ulang buku ini, persediaan kami telah habis. Banyak saudara dan teman yang memintanya dan menyatakan supaya dicetak lagi. Kami telah mencoba meminta bantuan berbagai pihak dari saudara-saudara seiman untuk pencetakan ini, dan dengan berbagai keterangan dan usulan, akhirnya saudara J.C. Choate, World Literature Publications menyatakan diri bersedia menolongnya.
Semenjak tahun 1970 buku ini telah beredar di Indonesia dan sudah banyak menuntuk orang melihat kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab. Kami berterima kasih kepada saudara Leroy Brownlow yang telah menyusun buku ini dan pertama kali diterbitkan dalam Bahasa Inggris di Amerikan Serikat pada tahun 1950-an. Juga kami berterima kasih kepada saudara Dennys . J . Cady yang menerbitkannya pertama kali dalam Bahasa Indonesia di Pematang Siantar pada tahun 1970. Juga kami berterima kasih kepada saudara J.C. Choate yang dengan sungguh telah membantu kami dalam mencetak ulang buku ini dan beberapa buku yang lain.
Perlu kami jelaskan dalam cetakan ke-4 ini kami mengadakan koreksi seperlunya atas kata-kata lam, ejaan dan beberapa susunan kalimat, sehingga buku ini sesuai dengan perkembangan Bahasa Indonesia sekarang ini.
Demikianlah, harapan dan doa kami supaya buku ini dapat menolong sudara mengenal kebenaran dalam terang Kitab Suci, sehingga lebih pasti mempersiapkan diri untuk menyongsong sorga yang indah itu.
Jakarta, Januari 2002 Andrew .S. Banjarnahor
PENDAHULUAAN Dalam buku ini, Saudara Brownlow mengemukakan dua puluh lima alasan mengapa di menjadi seorang anggota Sidang Jemaat Kristus. Dalam tiap hal, alasannya dikuatkan dengan ayat-ayat Alkitab supaya pembaca boleh mengenal gereja yang asli dari Perjanjian Baru itu. Kami mendoakan semoga didalam mempelajari pokok-pokok ini dapat membantu semua orang dengan hati yang murni supaya bisa menentukan dan menjadi anggota dalam Sidang Jemaat yaitu Gereja yang telah ditebus dengan Darah Yesus Kristus.
Kebanyakan orang memberi alasan duniawi mengenai keanggotaan mereka didalam suatu sekte tertentu. Ada yang mengatakan, “Orang tua saya adalah anggota gereja itu”?, ada juga yang mengatakan, “Mereka berbakti dalam bahasa suku saya”, “Gedungnya dekat rumahku”, “Dedungnya besar dan cantik”, dll. Akan tetapi, alasan-alasan yang demikian adalah kurang sempurna dalam soal keanggotaan gereja ini. Agar diperkenankan Allah, kita mestinya menjadi anggota Sidang Jemaat /Gereja yang dipilih oleh Allah; bukan yang dipilih oleh kita sendiri saja. Keputusan-keputusan yang kekal seperti Sidang Jemaat/ Gereja tidak dapat di dasarkan diatas sesuatu kecuali Firman Allah.
Dalam menerbitkan buku ini, kami bersedia menolong tiap orang yang mempunyai keinginan lebih banyak tentang Sidang Jemaat Kristus dan bagaimana anda dapat menjadi anggota didalamnya. Jikalau kami boleh memberi pertolongan rohani, kami berdoa agar saudara memberi kesempatan kepada kami. DENNIS .J. CADY
Pasal I SIDANG JEMAAT KRISTUS DIDIRIKAN OLEH PENDIRI YANG SESUNGGUHNYA - KRISTUS.
I. Tidak akan ada suatu sidang jemaat (gereja) yang dapat menjadi gereja yang sejati, kecuali gereja itu didirikan oleh pendiri yang sebenarnya.
Menurut kenyataannya, apabila terdapat sesuatu badan agama, maka badan itu adalah didirikan oleh seseorang. Didalam dunia kita sekarang ini terdapat sejumlah besar gereja-gereja dengan asal-usul, asas, ajaran dan adat kebiasaan yang berbeda-beda, karena itu gereja-gereja itu masing-masing adalah gereja yang sejati atau yang palsu; didirikan oleh Tuhan atau oleh seorang manusia. Sebab itu penting sekali mengetahui apakah pendiri dari suatu gereja adalah pendiri yang asli atau tidak. Apabila suatu gereja didirikan oleh seorang yang bukan pendiri yang asli, maka gereja itu pada hakekatnya bukanlah gereja yang asli. Pekerjaan itu adalah pekerjaan manusia dan bukan pekerjaan Tuhan.
II. Jesuslah yang mendirikan gereja yang sesungguhnya.
Untuk membuktikan pernyataan yang diatas ini baiklah kita kutib perkataan Jesus, dimana Ia berjanji untuk mendirikan Jemaat-Nya : “Aku akan mendirikan Jemaat-Ku”. (Matius 16:18). Maka jelaslah, bahwa tidak akan ada suatu gereja yang dapat menjadi gereja yang sesungguhnya, kecuali gereja itu didirikan oleh Jesus. Apabila suatu gereja didirikan oleh Marthin Luther, John Calvin, John Wesley, Ellen G. White, Joseph Smith, Jr. Atau seseorang manusia yang lain, maka gereja itu dengan tidak disangsikan lagi adalah gereja ciptaan manusia.
1. MakaYesus, untuk menepati janji-Nya, akan mendirikan jemaat-Nya, memberikan kuasa kepada Petrus untuk menyatakan syarat-syarat pemberian Ijin masuk kedalamnya : “kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”. (Matius 16:19). Tidak pernah ada seorang manusia yang mempunyai kekuasaan Alkitab untuk menyatakan hal yang demikian tadi, sebab tidak seorang manusiapun pernah mempunyai kekuasaan Alkitab untuk mendirikan suatu gereja. Hal ini hanya dapat di ucapkan dengan penuh kekuasaan oleh Dia yang mempunyai segala kekuasaan di surga dan di atas bumi, oleh Pendiri dari gereja yang sesungguhnya.
III. Gereja itu bukalah didirikan oleh Yohanes Pembaptis.
1. Banyak orang yang beragama menyangka bahwa gereja itu didirikan oleh Yohanes Pembaptis. Akan tetapi fakta memberikan bukti yang tidak dapat disangkal, bahwa gereja itu didirikan oleh Yesus, dan bukan Yohanes Pembaptis atau seseorang manusia lainnya.
2. Yohanes Pembaptis telah mati pada waktu Yesus menjanjikan akan mendirikan Gereja-Nya. Didalam Matius 14:10 kita baca tgentang pelaksanaan hukuman mati kepada Yohanes : “Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara”. Hendaklah kita ingat bahwa Yohanes telah mati. Apabila membuka pasal kedua berikutnya dan sampai kepada janji Jesus di dalam Matius 16:18; “Aku akan mendirikan jemaat-Ku”. Kata “Akan mendirikan” menunjukkan kepada waktu yang akan datang. Yohanes telah mati dan pendirian gereja itu masih di dalam waktu yang akan datang lagi. Yohanes Pembaptis adalah orang besar dan dia telah melaksanakan pekerjaan Allah - lihat : dialah pelopor yang berjalan dihadapan Tuhan untuk menyuruh orang bersedia menerima kedatangan-Nya. (Yesaya 40:3; Matius 3:1; Lukas 1:17). Yohanes telah melaksanakan pekerjaan itu, akan tetapi dia tidak mendirikan gereja Alkitab itu, atau sesuatu gereja yang lain.
3. Tidak dapat dibuktikan, bahwa Yesus di dalam janji-Nya untuk mendirikan Jemaat-Nya hanya berjanji akan mendirikan suatu tambahan kepada apa yang telah didirikan Yohanes. Dalil ini tidak akan bertahan, disebabkan alsan yang sederhana, bahwa Yesus menjanjikan akan mendirikan jemaat-Nya dari dasar : “…..diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku…”.
4. Yohanes Pembaptis tidak pernah menjadi anggota dari jemaat/gereja itu atau menjadi seorang warga negara Kerajaan Allah. Yesus berkata : “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya”. (Matius 11:11). Bagaimana hal itu mungkin, bahwa Yohanes adalah salah seorang yang terbesar yang pernah dilahirkan oleh perempuan akan tetapi yang terkecil di dalam Kerajaan Sorga atau Jemaat itu lebih besar dari padanya? Cotoh ini akan menjelaskannya : Di SMP tidak ada yang lebih besar dari pada Yohanes, akan tetapi semua di SMU adalah lebih besar dari padanya. Hal itu benar sebab Yohanes belum masuk ke SMU. Demikian juga halnya dengan jemaat atau Kerajaan Allah itu.
IV. Tanaman-tanaman lain akan dicabut.
1. Sidang Jemaat Kristus adalah didirikan oleh Kristus dan segala pintu alam mautpun tidak akan dapat mengalahkan dia; akan tetapi tanaman-tanaman yang lain akan dicabut. Peringatan itu cukup jelas dan hukuman itu cukup berat bagi saya untuk menjadi anggota dari sesuatu gereja yang tidak ditanam oleh Bapa di Sorga. Berbicara mengenai agama-agama yang didasarkan atas adat kebiasaan dari pada ketua-ketua, Yesus berkata : “ Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya”. (Matius 15:13). Inilah yang terjadi selama Hukum Taurat Musa berlaku. Allah telah menanam agama Ibrani, maka tanaman-tanaman yang lain dari sistem ibadat yang demikian itu, apakah Dia tidak berbuat demikian pula di dalam kebebasan agama Kristen yang tidak seharusnya untuk menjanjikan syarat-syarat. Semoga kita mengindahkan peringatan yang di kumandangkan oleh Yesus itu.
Pasal II
SIDANG JEMAAT ITU DIDIRIKAN DIATAS FUNDASI YANG BENAR
I. Pentingnya fundasi yang benar.
1. Sudah menjadi suatu kenyataan yang diakui bahwa tidak ada bangunan atau lembaga yang dapat lebih kokok dari pada fundasi tempatnya berdiri. Kekokohan masing-masingadalah langsung tergantung kepada fundasinya. Suatu rumah yang didirikan dengan kekuatan fundasi yang kurang seimbang tidak akan dapat bertahan lama. Sidang jemaat atau gereja juga tidak merupakan pengecualian dalam hal ini : Stabilitas dan manfaatnya tergantung kepada fundasinya.
2. Gereja yang benar wajiblah mempunyai fundasi yang benar; kalau tidak gereja itu tidak benar. Dengan demikian maka tidak ada orang yang dapat dengan kukuh menuntut keanggotaannya di dalam gereja yang benar itu, kecuali jika dia adalah seorang anggota dari gereja yang didirikan diatas fundasi yang benar.
II. Apakah Fundasi itu?
1. Untuk memastikan identitas, Fundasi itu wajiblah kita pastikan pengakuaan yang berhubungan dengan itu. Dengan tepat Petrus telah mengikrarkan dihadapan Yesus : “Engkau adalah mesias, Anak Allah yang hidup”. (Matius 16:16). Dengan langsung Yesus memberikan pengakuan kepada Petrus : “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini ……..”. Pada waktu itulah Yesus berjanji akan mendirikan Jemaat-Nya (Gereja-Nya) diatas batu karang. Oleh karena itu maka baru karang itu harus dihubungkan dengan pengakuan Kristus. Banyak orang yang tertarik untuk menafsirkan bahwa hubungannya adalah kepada Petrus, oleh karena perkataan “Petrus” berarti batu. Akan tetapi kata aslinya tidak membernarkan penafsiran tersebut, oleh karena ada dua perkataan yang di pergunakan : “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”. (Matius 16:18). Maka dengan demikian Yesus tidaklah menjanjikan akan mendirikan Jemaat-Nya diatas Petrus (Petros), akan tetapi diatas batu karang (Petra) itu. Fakta yang utama dan mulia bahwa Yesus Anak Allah. Oleh sebab itu Jemaat Tuhan itu bukanlah didirikan diatas kelemahan badan manusia, akan tetapi diatas Ke-Tuhanan dan Ke-Anakan Yesus.
2. Ayat lain menegaskan demikian :
a. “Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus”. (I Korintus 3:11).
b. “Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru”. (Efesus 2:20).
c. “Sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: “Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: siapa yang percaya, tidak akan gelisah!”. (Yesaya 28:16).
d. “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan - yaitu kamu sendiri - namun Ia menjadi batu penjuru”. (Kisah para Rasul 4:11).
III. Fundasi ini akan bertahan.
1. Fundasi yang maha mulia, bahwa Yesus adalah Anak Allah, telah bertahan dan akan bertahan seterusnya. Serangan-serangan gabungan yang jahat dari golongan penentang belum pernah sanggup melemahkannya. Orang-orang yang tak beriman, orang-orang atheist, penganut-penganut faham moderen (modernist) dan orang-orang yang berpandangan skeptis (menaruh syak akan kepercayaan) telah menagau dan bergembar-gembor, akan tetapi Yesus tetap Anak Allah yang hidup. Batu itu sesungguhnya dapat di bandingkan dengan suatu landasan yang telah bertahan terhadap pukulan-pukulan martil yang banyak jumlahnya, sehingga martil-martil itu menjadi rusak. Fundasi ini sekarang berdiri teguh dan tetap kukuh sebagaimana Ia berdiri untuk selamanya.
2. Kini kami bicarakan suatu contoh yang berlawanan : Pada suatu waktu Voltaire dengan sombongnya menyatakan bahwa dalam jangak waktu seratus tahun Alkitab itu akan hilang dari atas muka bumi. Telah lebih dari seratus tahun berlalu sejak perkataannya yang buruk itu di keluarkan dan penggenapan perkataannya itu bukanlah lebih dekat pada waktu ini dari pada waktu itu. Pencetakan yang sama yang menerbitkan perkataan yang tidak beriman itu dahulu sedang dipergunakan Lembaga Alkitab Genewa untuk mencetak Alkitab. Betapa hebat kesalahan perkataan itu !
3. Akan tetapi bagaimana persoalannya dengan lembaga-lembaga yang didirikan diatas fundasi manusia? Lembaga-lembaga itu berdiri di atas fundasi yang sama dengan perkataan diatas ; Fundasi itu lemah dan lembaga-lembaga itu pada akhirnya akan rontok. Jemaat Kristus akan keluar sebagai pemenang yang berdaya, oleh karena gereja/jemaat itu berdiri di atas batu karang yang telah di uji dengan dasar yang seteguh-teguhnya.
Pasal III
SIDANG JEMAAT ITU DIDIRIKAN DITEMPAT YANG SEBENARNYA - YERUSALEM
I. Sesuatu sidang jemaat yang tidak didirikan pada tempat yang sebenarnya bukanlah sidang jemaat yang sebenarnya.
1. Suatu alasan yang lain untuk menjadikan anggota dari sidang jemaat Kristus itu ialah bahwa sidang jemaat itu didirikan di Yerusalem, tempat yang sebenarnya. Seandainya seseorang akan menjadi anggota dari suatu sidang jemaat yang semula didirikan di London atau di New York, maka dia tidak dapat menuntut keanggotaannya di dalam Sidang Jemaat Kristus, sebab Sidang Jemaat Kristus itu tidaklah mempunyai tempat asal di London atua New York. Orang tidak akan dapat menjadi anggota dari sidang jemaat yang sesungguhnya, kecuali apabila dia itu adalah anggota dari sidang jemaat yang di bangunkan ditempatnya yang sebenarnya.
II. Beberapa ayat yang menunjukkan penentuannya.
1. Marilah kita mulai dari membaca nubuatan Nabi Yesaya : “Akan terjadi pada hari-hari terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.” (Yesaya 2:2-3). Yang pertama kita ketahui dari nubuatan ini ialah, bahwa rumah TUHAN akan dipermuliakan dan segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana. Yang kedua ialah, bahwa waktu penggenapannya pada hari-hari terakhir. Kita sekarang haru mempelajari arti rumah Tuhan. Paulus berbicara tentang “rumah Allah, yaitu Jemaat Allah yang hidup…..” (1 Timotius 3:15). Maka dengan demikian yang diartikan dengan rumah Tuhan adalah Jemaat itu, dan dari bagian ini kita mengetahui bila dan di mana jemaat itu harus didirikan - lihatlah : pada hari-hari terakhir di Yerusalem.
2. Di dalam Mikha 4:1,2 kita menjumpai nubuatan yang sama yang bunyinya hampir sama betul. Nabi Zakharia juga menubuatkan bahwa rumah Tuhan itu atau Jemaat Tuhan itu akan didirikan di Yerusalem. “Sesab itu, beginilah firman TUHAN, Aku kembali lagi kepada Yerusalem dengan kasih sayang. Rumah-Ku akan didirikan pula di sana, demikianlah firman TUHAN ssemesta alam, dan tali pengukur akan direntangkan lagi di atas Yerusalem”. (Zakharia 1:16). Maka dengan demikian Roh Kudus sekali lagi mengajarkan, bahwa Jemaat itu akan mempunyai tempat asalahnya di Yerusalem.
3. Waktu memberikan perintahNya yang meliputi seluruh dunia, Yesus mengajarkan bahwa Yerusalemlah tempat keberangkatan : “Kata-Nya kepada mereka: “ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ke tiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepada mu apa yang dijanjikan Bapa-Ku . tetapi kamu harus tinggal di dalam kaota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi”. (Lukas 24:46-49). Maka perlulah kita catat bahwa :
a. Yesus harus merasai sengsara dan bangkit dari antara orang mati sebelum berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa dikabarkan dengan Nama-Nya.
b. Proklamasi dari berita ini harus di mulai dari Yerusalem.
c. Mereka harus tinggal di Yerusalem sampai mereka dilengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi. Sebelumnya Yesus telah menjanjikan kuasa ini kepada para rasul, dan kuas itu akan mereka terimah dari tempat tinggi. Adalah nyata dengan jelas dari Yohanes 14:26; 15:26,27; 16:7,8 bahwa penolong yaitu Roh Kudus, tidak akan datang sebelum Yesus pergi, dan apabila Roh Kudus itu datang Dia akan melakukan sejumlah hal - Yaitu: mengajarkan kepada para rasul segala hal, mengingatkan kepada rasul-rasul apa yang telah dikatakan Yesus kepada mereka dan menerangkan kepada dunia ini dari hal dosa. Inilah kuasa itu dalam hal rasul-rasul itu diperintahkan tinggal di Yerusalem.
III. Penetapan ayat-ayat ini.
1. Roh Kudus itu tidak akan datang sebelum Yesus pergi (Yohanes 16:7). Rasul-rasul itu melihat Dia terangkat dan hilang dari penglihatan mereka (Kisah para Rasul 1:9).
2. Rasul-rasul itu diperintahkan tinggal di Yerusalem (Lukas 24:49). Di dalam Kisah para Rasul 2:1-4 kita baca tentang penggenapan janji ini : “Ketika tiba hari pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap kepada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengataknnya”. Roh Kudus akan datang dan kita melihat bahwa Roh Kudus itu benar datang di Yerusalem pada hari Pentakosta.
3. Firman Tuhan akan tersebar mulai dari Yerusalem pada hari kemudian (Yesaya 2:2,3; Mikha 4:1,2). Kita jumpai penggenapan nubuatan ini di dalam Kisah para Rasul 2:14-42; di dalam bab itu suatu khotbah yang mengharukan, telah di ucapkan di Yerusalem. Hal ini terjadi pada hari yang kemudian sebab Petrus mengemukakan kembali nubuatan Nabi Yoel (Yoel 2:28-32) sebagai bukti tentang apa yang akan terjadi pada hari yang kemudian. Sebab itu inilah tempat dan waktu yang tepat.
4. Berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa akan di kabarkan dengan nama Tuhan, mulai dari Yerusalem (Lukas 24:47). Petrus memproklamirkan berita itu dengan berkata : “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu,…”. (Kisah para Rasul 2:38).
5. Rumah Tuhan atau Jemaat-Nya haruslah didirikan di Yerusalem pada hari-hari terakhir. (Yesaya 2:2,3; Mikha 4:1,2; Zakharia 1:16). Dan tepat pada waktu itu dan di tempat itulah rumah Tuhan didirikan. Mereka yang telah mendengar Injil itu pada hari Pentakosta di Yerusalem dan percaya, bertobat, dan dibaptiskan ditambahkan kedalamnya. “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”. (Kisah para Rasul 2:41). Di dalam Kisah para Rasul 2:47, kita baca bahwa Tuhan menambahkan jumlah mereka kepada Jemaat/Gereja/Orang yang diselamatkan. Hal ini terjadi pada hari-hari terakhir sebab Petrus mengemukakan kembali nubuatan dari nabi Yoel untuk membuktikan sesuatu yang akan terjadi pada hari-hari terakhir. (Kisah para Rasul 2: 17-21). Dimulai dengan kejadian di dalam Kisah para Rasul 2 ini kita mempunyai kesimpulan bahwa Jemaat (Gereja) itu dibicarakan sebagai suatu kenyataan sedangkan sebelunya itu masih merupakan suatu lambang yang akan datang. Maka dengan demikian sesuai dengan nubuatan dan penggenapannya Jemaat Kristus itu telah mempunyai asal mula di Yerusalem. Inilah Jemaat (Gereja), dimana saya menjadi seorang anggota.
IV. Menanamkan jemaat yang sama di dalam suatu masyarakat dan zaman tergantung pada penaburan benih yang sama, bukan pada penggantian jemaat itu.
1. Tidak ada yang dapat diperoleh dengan penggantian jemaat (Gereja). Walaupun seseorang mungkin dapat mengusut kembali jejak suatu lembaga tahun demi tahun sampai keapda saat pendiriannya; dia tidak akan memperoleh kepastian bahwa lembaga itu adalah sama dengan yang terdapat pada mulanya. Sesudah suatu periode yang bertahun-tahun lamanya suatu jemaat dapat begitu jauh menyimpang di dalam ajarannya sehingga jemaat itu tidak dapat lebih lanjut lagi menjadi jemaat yang sesungguhnya. Paulus berkata bahwa penyimpangan atau kemurtatan akan datang. Marilah kita baca beberapa ayat : Kisah para Rasul 20:29,30. “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ketengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.” II Tesalonika 2:1-4. “Tentang kedatangn Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepada mu, saudara-saudara supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik olwh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberikan dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum ahri itu harus lah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhakan, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.” I Timotius 4:1-3. “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah………….” Kutipan yang diatas ini menyatakan dengan jelas bahwa suatu Sidang Jemaat yang murtad akan tumbuh keluar dari sidang Jemaat yang dapat diusut kembali jejaknya sampai ke Yerusalem dan hari Pentakosta itu adalah mungkin suatu gereja murtad. Maka oleh karena yang mencoba membuktikan penggantian gereja itu - bila mereka harus menggantikannuya hanya mungkin membuktikan dirinya sendiri sebagai anggota dari suatu gereja yang murtad.
2. Adalah lebih baik bagi kita bila kita tertarik kepada pengertian apakah benih yang ditaburkan itu sama dengan yang ditaburkan oleh rasul-rasul itu. Kepada kita diberitahukan di dalam perumpamaan seorang penabur, bahwa Firman Allah itulah benih kerajaan Allah (Lukas 8:11). Apabila kita menaburkan benih yang sama seperti yang ditaburkan oleh rasul-rasul itu, maka sidang jemaat yang sama akan timbul tumbuh : “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”(Galatia 6:7). Setiap benih akan menghasilkan menurut jenisnya. Taburlah padi, saudara akan menuai padi; taburlah jagung dan saudara akan menuai jagung; tanamlah tomat dan tanaman itu akan menghasilkan tomat; taburlah benih yang murni dari Kerajaan Allah , maka hasilnya ialah gereja yang sesungguhnya. Firman Allah, benih dari kerajaan Allah, hanya menghasilkan pengikut-pengikut Kristus saja; semua hasil yang lain adalah dihasilkan oleh benih-benih yang lain.
3. Baiklah kita berikan suatu gambaran. Seandainya semua padi yang sedang tumbuh diseluruh dunia ini dimusnahkan, maka padi itu tidak akan musnah selama masih ada benih padi. Benih itu dapat ditanam dan suatu panen lainya akan timbul yang didalam segala hal adalah sama dengan padi aslinya. Dengan cara yang sama, ijinkanlah saya untuk membayangkan, apabila semua jemaat yang sedang tumbuh yang sesungguhnya itu dimusnahkan oleh kemurtadan atau penganiayaan dan akan hilang lenyap selama seribu tahun, gereja tuhan tidak akan musnah selama Firman Allah itu, benih Kerajaan Allah, bertahan dan benih itu akan bertahan untuk selam-lamanya. Karena Yesus telah berkata: “langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu” (Markus 13:31). Dengan menaburkan benih yang sama itu di dalam sesuatu masyarakat kita dapat menanam suatu sidang jemaat yang di dalam setiap hal sama dengan aslinya. Sidang Jemaat Kristus mempunyai asal usulnya di Yerusalem, akan tetapi sidang jemaat yang sama dapat dibangunkan di dalam setiap kota atau masyarakat dengan mengkhotbahkan Injil yang sama. Beberapa tahun sesudah sidang jemaat Tuhan pada permulaannya tumbuh di Yerusalem, Paulus pergi ke Korintus dan menanamnya disana. Dia berkata : “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (I Korintus 3:6). Lembaga yang sama seperti yang ditanam di Korintus dapat ditanam setiap saat di dalam setiap bagian bumi ini, asalkan orang berhati-hati untuk menanam benih yang sama. Kiranya disinilah letaknya perhatian kita.
Pasal IV
JEMAAT ITU DIDIRIKAN PADA WAKTU YANG TETAP - YAITU PADA HARI PENTAKOSTA SETELAH KEBANGKITA YESUS
I. Pengantar
Saat pendirian Jemaat Kristus, telah disampaikan secara ringkas dengan menunjukkan dimana Jemaat Kristus itu didirikan. Dengan demikian maka kami tidak akan membawa saudara kepada pembicaraan yang berkepanjangan, melainkan hanya membuktikan bahwa lembaga itu adalah didirikan pada hari Pentakosta. Rangkaian dari naskah-naskah Kitab Suci tentang Jemaat itu niscaya membuktikan bahwa hari Pentakosta itulah saatnya.
Suatu Jemaat (Gereja) yang bukan didirikan pada hari Pentakosta itu bukanlah Jemaat yang sesungguhnya. Inilah salah satu pengujian untuk memastikan apakah suatu Jemaat adalah Jemaat yang sesungguhnya atau Jemaat yang palsu. Untuk mencari jemaat yang sesungguhnya carilah tanda-tandanya: Didirikan oleh Kristus; dibangun diatas Kristus; di Yerusalem; pada hari Pentakosta. Yesus telah berjanji akan mendirikan Jemaat-Nya. Suatu Jemaat yang tidak memiliki tanda ini boleh saja mengajarkan dan mengerjakan banyak hal yang sangat baik, akan tetapi gereja itu bukanlah jemaat dari Allah yang hidup; itu adalah jemaat ciptaan manusia diperdayakan atas sifat lekas percaya dari manusia.
JEMAAT/GEREJA/KERAJAAN KRISTUS DIMULAI PADA HARI PENTAKOSTA
· Yesaya 2:2-4 (pada hari-hari yang terakhir di Yerusalem)
· Mikha 4:1-2 (pada hari-hari yang terakhir di Yerusalem)
· Daniel 2:44 (pada zaman raja-raja)
· Matius 3:1-2 (sudah dekat)
· Markus 1:15 (sudah dekat)
· Matius 6:9-10 (mereka diajarkan berdoa supaya Kerajaan itu datang)
· Matius 16:18 (janji akan mendirikan)
· Matius 18:3 (murid-murid Yesus belum masuk dalam Kerajaan-Nya)
· Lukas 10:9 (sudah dekat padamu)
· Lukas 22:18 (sampai Kerajaan Allah telah datang)
HARI PENTAKOSTA (Tahun 33 M)
1. Tiga ribu orang ditambahi pada hari itu (Kisah para Rasul 2:41).
2. Pada hari-hari yang terakhir/pada akhir zaman (Kisah para Rasul 2:17-21).
3. Di Yerusalem (Kisah para rasul 1:12;12:1-5; Lukas 24:46-49).
4. Pada zaman raja-raja.
5. Pada waktu beberapa murid Yesus masih hidup (Kisah para rasul 1:15- 2:9)
6. Permulaannya apabila Roh Kudus datang pada hari Pentakosta.
7. Kitab Suci menunjukkan kemuka dan kebelakang ke hari Pentakosta.
· Kisah para rasul 2:41 (ditambahkan kedalamnya).
· Kolose 1:13-14 (dipindahkan kedalamnya).
Pasal V
YESUSLAH PENDIRI DARI SATU JEMAAT YAITU JEMAAT KRISTUS
I. Buktinya.
1. Yesus itulah yang mempunyai kuasa di surga dan di bumi berkata : “..diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku….” (Matius 16:18). Marilah kita eja perkataan itu : J-E-M-A-A-T (G-E-R-E-J-A) - itulah jumlah yang dijanjikan Yesus untuk mendirikannya. Setiap orang yang tahu tatabahasa kita sampai mengenal bahwa perkataan “Jemaat” (Gereja) adalah dalam bentuk tunggal dan berarti satu. Sulitlah bagi banyak orang baik-baik untuk yakin akan keesaan jemaat (gereja) itu, mengingat keadaan dewasa ini; akan tetapi gereja-gereja yang banyak jumlahnya itu disekeliling kita tidak dapat merobah Firman Kristus. Ia mengatakan : “PerkataanKu kekal” (Matius 24:35).
2. Paulus mengajarkan bahwa hanya ada satu tubuh : “satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu” (Efesus 4:4). “ Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Roma 12:4-5). “memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh” (I Korintus 12:20). Sebagaimana kita lihat, Paulus berkali-kali mengajarkan keesaan dari pada tubuh ini. Apakah tubuh itu berarti Jemaat/gereja itu? Kita akan melihatnya : “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawak kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuhNya,…..”Efesus 1:22-23). Di dalam fasal ini Paulus memberitahukan kepada kita bahwa jemaat/gereja itulah tubuh itu. Surat Colose 1:18 dia mengajarkan bahwa tubuh itu adalah jemaat. Maka dengan demikian jemaat itu ialah tubuh dan sebaliknya tubuh itu ialah jemaat. Hanya ada satu tubuh, maka dari itu hanya ada satu jemaat/gereja. Alangkah sempurnyanya hal ini sesuai dengan janji itu: “Aku akan mendirikan jemaatKu” (Matius 16:18).
3. Keesaan jemaat/gereja itu terlihat juga di dalam perumpamaan kebun anggur dengan Allah sebagai pengusahanya. (Yohanes 15:1). Kita tidak melihat gambaran dari banyaknya kebun anggur yang diusahakan oleh Allah sampai tidak cocok dengan keselamatan dan pertumbuhan masing-masing. Didalam dunia kita sekarang ini terdapat beratus-ratus kebun pokok anggur agama, yang masing-masing menuntut Allah sebagai pengusahanya. Inilah yang kita lihat bila kita mengangkat mata kita memandang kedunia ini, akan tetapi bukan itu yang kita lihat apabila kita melihat secara benar di dalam Alkitab. Di dalam Alkitab kita melihat satu pokok anggur dan satu pengusahanya.
4. Pengertian yang demikian ini mengenai jemaat itu tergambar lebih jelas di dalam perumpamaan pokok anggur dan carang-carangnya. Kristus itulah pokok anggur yang benar dan setiap orang yang telah diselamatkan itulah yang menjadi sebuah carang di dalam pokok anggur itu (Yohanes 16:1-6). Kita tidak melihat Kristus sebagai suatu bentuk jamak dari pokok-pokok anggur beserta carang-carangnya, mendapat pertumbuhan yang demikian rupa sampai tidak cocok dengan pertumbuhan yang lain-lain. Tidak! Sama sekali bukan itu yang kita lihat. Kita melihat satu pokok anggur yang besar dan indah, yaitu Kristus, Anak Allah; dengan setiap orang yang sudah diselamatkan sebagai suatu carang di dalam Dia, diselamatkan olehNya dan berbuat untuk kehormatan dan kemuliaanNya. Betapa bertentangan gambaran yang datang dari dunia ini dengan gambaran dari Alkitab Manusia di dalam percobaannya yang putus asa untuk membenarkan golonganismenya telah beriktiar untuk memberitahukan kepada kita bahwa pokok anggur itu ialah gereja yang asli dan sesungguhnya carang-carang ialah gereja-gereja yang berpihak-pihak (golongan-golongan gereja lain). Inilah argumentasi mereka nomor satu atas nama golonganismenya. Akan tetapi dengan berfikir sedikit saja maka akan nyatalah bahwa hal itu tidak benar, berhubungan dengan beberapa alasan:
a. Kristus berbicara dengan murid-muridNya bukan terhadap jemaat-jemaat/gereja-gereja, ketika Ia berfirman: “Akulah pokok anggur yang benar dan kamulah ranting-rantingnya.” (Yohanes 15:5). Maka disini terjadi pemutar balikan berlakunya Firman Kristus itu seakan-akan kata-kata itu diucapkan kepada jemaat-jemaat/gereja-gereja padahal itu adalah diucapkanNya kepada manusia.
b. Kristus berfirman : “Tinggalah di dalam Aku”, Pokok anggur yang bebar itu. Jikalau saudara tetap di dalam suatu carang, maka saudara betul-betul sudah salah. Kristus berkata : “Tinggalah di dalam Aku”.
c. Dengan jelas Ia menyatakan bahwa suatu carang ialah manusia : “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting……”
d. Hal ini tidak dapat benar sebab akan merusak perumpamaan itu. Suatu hal yang bodoh dan mustahil untuk memikirkan bahwa pada pokok anggur yang sesungguhnya akan tumbuh buah anggur, semangka, mentimun, labu, labu siam, dan lain-lain. Tidak mungkin kita menerima sesuatu hal sebagai prinsip yang berlaku di dalam dunia rohani, apabila hal itu seluruhnya tidak mungkin berjalan dalam dunia alam ini. Tetapi omong kosong yang begitu tidak karuan dipakai sebagai argumentasi dari seorang teologi yang tidak mendapati naskah-naskah Kitab Suci untuk membuktikan ajarannya (doktrinnya).
5. Kesatuan jemaat itu di kemukakan juga di dalam gambaran sebuah rumah atau kelaurga : “Keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup,..” (I Timotius 3:15). Keluarga Allah berarti jemaat Allah. Kita melihat di dalam Alkitab gambaran yang terang dari satu keluarga dengan Allah sebagai Bapa, Kristus sebagai Anak yang sulung dan semua yang telah di selamatkan itu sebagai “anak-anak Allah” dan sewaris juga dengan Kristus…(Roma 8:16-17). Kita tidak melihat di dalam Alkitab itu suatu gambaran beberapa ratus keluarga yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai suatu pemerintah sendiri, dan masing-masing menuntut mempunyai Bapa yang sama dan Saudara sulung yang sama, dengan tiap-tiap anak di dalam setiap keluarga menuntut sebagai ahli waris juga. Yang demikian itu sama halnya dengan orang yang beristri dua. Orang tidak pantas menuang gambaran yang demikian berasal dari Alkitab. Gambaran keagamaan itu ialah satu keluarga yang benar yang bersatu dengan Allah sebagai Bapa dan Kristus sebagai Saudara yang sulung, dan semua anggota itu bersama-sama bekerja untuk kepentingan keluarga.
6. Pengertian keesaan ini dilukiskan di dalam gambaran satu kawanan dan satu gembala : “mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yohanes 10:16). Kita dapat melihat di dalam dunia ini, bukannya di dalam Alkitab, banyak kawanan dan masing-masing menuntut mempunyai gembala yang sama. Allah di dalam Firman-Nya tidka menggambarkan beratus-ratus kawanan, masing-masing dengan jenis domba yang khusus, dan masing-masing banyak sedikinya berbeda dengan segala yang lainnya. Allah berfirman : “Satu kawanan, satu gembala”. Segala otak segala kekayaan, dan segala pengaruh dari seluruh dunia ini tidak dapat merobah firman Allah itu. Tidak terdapat jumlah kawanan yang lebih besar dari jumlah gembala. Seandainya demikian halnya maka kita bertanya : “Gembala yang manakah yang anda ikuti?” dan “Anggota dari kawanan yang manakah anda?”
7. Perhatikanlah suatu gambaran lain : kali ini gambaran dari tubuh manusia. Jemaat (gereja) di firmankan sebagai tubuh dan Kristus sebagai Kepala dan semua yang diselamatkan itu sebagai anggota tubuh. Yang bekerja di dalam pengawasan dan dengan perintah dari Kepala itu. (I Korintus 12:12-27; Kolose 1:18). Satu tubuh dan satu Kepala. Di dalam dunia agama, kita melihat beratus-ratus tubuh, masing-masing menuntut mempunyai Kepala yang satu itu yaitu Kristus. Betapa hebatnya gambaran itu! Betapa hebatnya manusia itu! Atau akan kita sebutkan itu binatang? Tentu ia tidak mempunyai nama, sebab yang demikian halnya tidak pernah di dengar dan di lihat di dalam dunia. Dia mempunyai beratus-ratus tubuh dan tiap-tiap tubuh menghantam segala tubuh yang lain itu, akan tetapi meskipun demikian tiap-tiap tubuh itu telah dituntun dan di perintah oleh kebijaksanaan dari satu kepala. Jangan terkejut - saudara tidak akan pernah dapat melihat jenis binatang yang demikian di dalam kerajaan hewani. Akan tetapi saudara dapat melihat beratus -ratus tubuh yang saling berperang sesamanya di dalam dunia agama, masing-masing menuntu mempunyai mata namun ia tidak dapat melihat dan telinga dimana ia tidak dapat mendengar, apabila di menerima hal yang serupa itu adalah masuk akal di dalam dunia agama, sedang ia tahu bahwa hal yang demikian tidaklah masuk akal di dalam dunia alamiah.
8. Keesaan dan persatuan dari umat Allah adalah diajarkan lebih lanjut di dalam doa Yesus kepada Bapa. Marilah kita pelajari doa itu sebentar : “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka. Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engakau, agar mereka juga didalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa engakulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 17:20-21). Yesus berdoa agar semua orang yang percaya kepadanya menjadi satu. Doa ini merupakan suatu celaan yang memisahkan kejamakan gereja-gereja. Kita mengetahui bahwa Yesus bukannya berdoa untuk keesaan lalu berpaling dan mendirikan banyak gerej-gereja untuk menciptakan penggolongan-penggolongan, dia menuduh Tuhan itu berbuat munafik. Hal itu sama dengan mengatakan bahwa Yesus tidak tulus ikhlas dan jujur di dalam doaNya kepada Bapa untuk keesaan . yang demikian itu merupakan suatu tuduhan yang bertentangan dengan kesucian dan ketulusan hati dari Penebus kita. Saya tidak dapat menghargai seseorang yang menuangkan gambaran yang demikian dari Juruselamat saya itu. Banyak orang yang berdoan untuk penggolongan-penggolongan. Oh, betapa kita telah melihat pendeta-pendeta yang berlutut berdoa dan mendengar mereka mengucapkan syukur kehadirat Allah oleh karena begitu banyak gereja-gereja dan ajaran-ajaran (doktrin-doktrin) di dunia ini sehingga setiap orang dapat memilih satu yang sesuai dengan pilihannya. Bukanlah begitu cara Yesus berdoa. Maka dengan demikian banyaklah yang hanyut menyimpang jauh dari jiwa Kristus.
II. Suatu kejamakan Gereja-gereja.
Memang benar, bahwa Alkitab itu menyebut tentang “semua jemaat Kristus” (Roma 16:16). Dan tentang “ketujuh jemaat yang di Asia Kecil” (Wahyu 1:4). Perkataan “semua jemaat Kristus” di sini dipergunakandi dalam pengertian kumpulan. Kebiasaan ini juga terdapat pada setiap gaya pemakainnya. Kita berkata tentang jemaat-jemaat Kristus di daerah itu, akan tetapi semunya itu adalah sama, mempunyai tanda-tanda persamaan. Kita berbicara tentang ketujuh atau sesuatu jumlah jemaat-jemaat (gereja-gereja) di dalam suatu kawasan, tetapi sebagaimana Roh Kudus telah katakan tentang “ketujuh jemaat yang ada di Asia Kecil”
Yang dikemukakan disini mestinya akan cukuplah untuk meyakinkan orang-ornag yang paling tidak percaya bahwa Yesus ialah pendiri dari satu Jemaat (gereja). Karena demikianlah yang sesungguhnya maka kita tidak mempunyai pilihan di dalam hal ini dan harulah merasa puas menjadi anggota dari Jemaat yang di dirikan oleh Kristus.
Pasal VI
SIDANG JEMAAT ITU BERDASARKAN KITAB SUCI DI DALAM NAMANYA.
I. Apakah ada sesuatu arti di dalam nama?
Pemikiran bahwa tidak ada sesuatu arti di dalam suatu nama adalah merupakan suatu doktrin yang lazim pada umumnya dan hal itu tidak sesuai dengan Kitab Suci, maupun akal sehat.
1. Begitu besarnya arti suatu nama, sehingga Allah memberikan nama Adam dan Hawa. “Ia memberkati mereka dan memberikan nama “manusia” kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan” (Kejadian 5:2). Justru ada sesuatu arti di dalam suatu nama, kalau tidak Allah tidak akan memberikan nama kepada manusia pertama itu.
2. Kalau tidak ada sesuatu yang berarti di dalam suatu nama, jelaskanlah apa sebabnya Allah mengobah nama “Abram” menjadi “Abraham” dan “Sarai” menjadi “Sara” (Kejadian 17:5,15). Begitu besarnya arti suatu nama, sehingga Allah mengobah nama mereka.
3. Lagi pula begitu banyak yang penting melekat pada suatu nama sehingga Allah mengobah nama “Yakub” menjadi “Israel” (Kejadian 32:27,28). Hal ini menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang berarti di dalam suatu nama hanyalah meremehkan hikmat Allah dan menuduh Ia melakukan tindakan-tindakan yang bodoh dan tidak berguna.
4. Paulus menyalahkan nama-nama manusia dan nama-nama yang menyebabkan perpecahan dengan bertanya: “Adakah Kristus terbagi-bagi?, Adakah Paulus disalibkan karena kamu?, atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?” (I Korintus 1:13). Kalau bagitu kenapa mengambil nama Paulus atau nama seseorang yang lain? Paulus berkata : Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorang pun juga di antara kamu yang aku baptis selain Kristus dan Gayus, sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu dibaptis dalam namaku.” (I Korintus 1:14,15). Jikalau tidak ada sesuatu arti di dalam suatu nama mengapakah Paulus menyalahkan nama manusia?
5. Jikalau saudara masih kurang puas akan adanya sesuatu arti di dalam suatu nama, seandainya saudara menyebut seorang yang berhati tulus “Pembohong” atau seorang warga negara baik-baik “Penjahat” maka di dalam waktu yang tidak lama saudara akan mengetahui bahwa, pada akhirnya ada sesuatu yang berarti di dalam suatu nama.
II. Apakah nama jemaat itu disebut.
1. Jemaat itu tidak mempunyai nama khusus, akan tetapi nama itu dinyatakan di dalam beberapa ucapan-ucapan yang bermakna kepada Jemaat itu disebut:
a. “Jemaat-Ku” (Matius 16:18). Yesus yang berkata demikian oleh sebab itu Jemaat itu disebut Jemaat Kristus.
b. “Jemaat” (Kisah para rasul 8:1). Perkataan jemaat datang dari bahasa Yunani yaitu “Ekklesia” yang berarti sekumpulan manusia yang dipanggil. Tuhan hanya mempunyai satu kumpulan manusia yang demikian dan itulah yang disebut “Jemaat Kristus”.
c. “Jemaat Allah” (I Korintus 1:2). Ucapan ini menunjukkan kepunyaan. Misalnya rumah tuan Nasution ialah rumah kepunyaan tuan Nasution.
d. “Tubuh Kristus” (Efesus 4:12). Tubuh yang menjadi kepunyaan Kristus.
e. “Jemaat Allah yang hidup” (I Timotius 3:15). Ucapan ini menunjukkan kepunyaan.
f. “Jemaat anak-anak sulung” (Ibrani 12:23).
Anggota-anggota dari Jemaat Kristus berbicara mengenai jemaat selalu di dalam istilah-istilah rohani. Bagaimana dengan kumpulan-kumpulan lainnya? Saudara dapat melihat sendiri dengan melihat ke atas pintu-pintu gedung-gedung tempat saudara berkumpul. Saudara akan melihat nama-nama yang tidak di jumpai di dalam Alkitab. Alangkah ganjilnya bahwa orang-orang yang menuntut nama atau gelar yang asing bagi Alkitab itu. Apakah itu tidak merupakan suatu penghinaan kepada Allah, Kristus dan Alkitab?
III. Anggota-anggota dari Jemaat Kristus itu memakai beberapa nama yang istimewah dan bermakna, yaitu:
1. “Murid-murid” (Kisah para rasul 20:1). Perkataan ini berarti pelajar-pelajar atau pengikut-pengikut. Kata itu adalah kata benda yang biasa dan memerlukan pembatasan untuk memberitahukan siapa yang mereka ikuti. Kita dapat membaca mengenai murid-murid Yohanes (Matius 9:14), murid-murid orang Farisi (Markus 2:18), Murid-murid Musa (Yohanes 9:28), begitu juga mengenai murid-murid Kristus.
2. “Orang-orang Kudus” (I Korintus 1:2). Mereka dinamai demikian karena mereka telah diselamatkan dari dosa, suci di dalam hidup, dan dikuduskan atau diasingkan oleh Injil Kristus.
3. “Yang dikasihi Allah” (I Korintus 15:16). Orang-orang yang dikasihi Allah dengan harga mahal. (fasal dan ayat salah).
4. “Saudara” (IKorintus 15:6). Perkataan ini menunjukkan ikatan kekeluargaan di antara satu dengan yang lain. Orang dapat bersaudara karena ikatan darah atau karena keanggotaan di dalam perkumpulan; akan tetapi tidak bersaudara dalam Kristus; akan tetapi anggota-anggota jemaat Kristus adalah bersaudara di dalam Kristus.
5. “Anak Allah” (Roma 8:14). Mereka disebut demikian karena di pandang dari sudut kekeluargaan mereka dengan Allah.
6. “Anak-anak Allah” (1Yohanes 3:1). Menunjukkan hubungan kekeluargaan dengan Allah.
7. “Ahli waris” (Roma 8:17). Ucapan ini menunjukkan bahwa mereka akan memperoleh warisan dari Allah.
8. “Imamat yang rajani” atau “Imam yang berkerajaan” (1Petrus 2:9). Setiap anggota Jemaat Kristus adalah imam di dalam hal bahwa dia “dapat mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah oleh sebab Yesus Kristus” (1Petrus 2:5).
9. “Kristen” atau “Orang Kristen" (Kisah para rasul 11:26). Ini adalah kata benda biasa yang pengertiannya telah dibatasi oleh kata sifat yang membuat artinya nyata. Ungkapan ini menyatakan hubungan kekeluargaan dari orang-orang yang telah diselamatkan melalui Yesus Kristus.
Ada orang yang mencoba mengurangi sampai kepada minimal pentingnya nama itu, dengan mengatakan bahwa nama itu hanyalah digunakan di dalam cemoohan. Akan tetapi nama itu adalah diberikan oleh kuasa illahi. Yesaya menubuatkan : “Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engaku dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri” (Yesaya 62:2). Tidak akan diberikan nama yang baru sebelum orang kafir bertobat atau melihat kebenaran Allah. Di dalam Kisah para rasul 10 kita dapat membaca tentang pertobatan orang-orang kafir : Kornelius dan seisi rumahnya. Di dalam bab yang berikutnya ( Kisah para rasul 11:26) kita baca, “mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” Ini adalah nama yang baru dan nama ini di berikan setelah orang-orang kafir melihat kebenaran Allah. Kalau ini bukannya nama yang baru yang diberikan Tuhan Yehowa, maka tolonglah beritahukan apa itu.
Setelah Paulus memberikan khotbah dihadapan Raja Agrippa, raja itu berkata : “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen.” (Kisah para rasul 26:28). Inilah yang diusahakan Paulus agar setiap orang menjadi Kristen dan benar-benar orang Kristen. Saudara pembaca Roh Kudus tidak menghendaki saudara menjadi yang lain!
Petrus berkata : “Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” (1Petrus 4:16). Kita tidak dapat memuliakan Allah di dalam nama ini dengan memakai sesuatu nama yang lain. Inilah suatu perintah yang positif dan mereka yang tidak mentaatinya adalah dosa.
Ada banyak nama-nama yang lain dibawah kolong langit ini dan diantara manusia, akan tetapi bacalah Kisah para rasul 4:12 “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Alangkah tegasnya peringatan itu! Apakah saudara tega untuk tidak menerimannya?
IV. Orang Kristen dipertautkan dengan nama tambahan.
Saya dengan pasti berpendapat bahwa metode dan sistem haruslah dipergunakan di dalam pekerjaan Tuhan, akan tetapi saya bukanlah seorang Methodist; bahwa kita harus mempunyai Penatua-penatua (Yn. Presbyteros) yang menjadi gembala-gembala jemaat untuk mengadakan pengaturan dan pengawasan jemaat itu, akan tetapi saya bukanlah seorang Baptis; bahwa jemaat itu adalah universil atau katholik, akan tetapi saya bukanlah seorang katholik. Menurut sejumlah orang baik-baik - oleh karena saya yakin akan fakta-fakta yang disebutkan di atas/saya seharusnya menyebut saya orang methodist - Presbyterian - Baptis - Katholik.
Suatu rangkaian nama yang sangat besar. Juga sesuatu yang tidak diperluakan. Di dalam Alkitab kita jumpai murid-murid disebut orang Kristen, akan tetapi kita tidak pernah membaca di dalamnya bahwa ada seseorang disebut orang Kristen dengan sesuatu nama tambahan lainnya dipertautkan. Dengan tidak mengindahkan nama apa yang di pakai oleh orang lain, saya lebih suka berpegang teguh kepada Alkitab dan hanya disebut Orang Kristen.
V. Pengaruh Spurgeon dan Luther.
Dengarlah apa yang dikatakan oleh Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah dari Gereja Baptist yang paling terkenal dan paling berbakat, yang pernah hidup : “tentang nama Baptist, saya berpedapat bahwa ia boleh saja musnah, akan tetapi nama Kristus haruslah hidup untuk selama-lamanya. Saya dengan senang hari menantikan hari, di mana tidak ada seseorang Baptisan yang hidup. Saya berharap bahwa nama Baptist akan segera musnah, akan tetapi nama Kristus akan bertahan terus samapai selama-lamanya. (name book, vol, hal, tahun).
Dengarlah kata-kata Marthin Luther, seorang yang di dalam namanya banyak orang berkembang : Permintaan saya agar nama saya dibiarkan, dan janganlah saudara-saudara menyebutkan saudara orang lutheran, akan tetapi orang Kristen. Siapakah Luther itu? Ajaran saya bukanya datang dari saya. Saya tidak disalibkan untuk siapapun. Paulus tidak akan membenarkan seorangpun menyebutkan dirinya menurut namanya ataupun menurut nama Petrus, melainkan hannya menurut Kristus. Maka bagaimanakah hal itu pantas untuk saya ini, suatu karung debu dan abu yang hina, untuk memberikan nama saya kepada anak-anak Allah? Hai teman-temanku yang kucintai, hentikanlah perbutan kepada nama-nama yang menunjukkan perpecahan dan perbedaan-perbedaan ini buanglah semuanya itu dan marilah kita sebutkan diri kita orang Kristen saja, nama yang menurutnya dari sumber ajaran kita itu.”(Please name book, page, year)
Maka dengan demikian kita lihat bahwa dengan memakai nama-nama manusia, bukan saja kita tidak berkenan di hadapan Allah, akan tetapi juga tidak kepada orang yang kita mencoba memuliakannya.
VI. Sillogisme.
1. Barangkali akan lebih jelas, apabila kami menurunkan beberapa pemikiran di dalam bentuk pikiran yang merupakan dasar dari pikiran lain (premis) untuk menarik kesimpulan :
a. Sillogisme pertama:
a) Alkitab itu menyalahkan nama-nama manusia (1Korintus 1:12,13).
b) Nama beberapa sekte yang terkenal adalah menurut nama manusia.
c) Oleh karena itu nama sekte-sekte tersebut termasuk yang salah.
b. Sillogisme kedua:
a) Alkitab itu mengajarkan bahwa nama-nama yang menyebabkan perpecahan adalah duniawi (1Korintus 3:3,4).
b) Nama sekte adalah nama yang menunjukkan perpecahan.
c) Oleh karena itu nama sekte adalah duniawi.
c. Sillogisme ketiga:
a) Iman itu timbul dari pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17).
b) Nama dari kebanyakan sekte tidak terdapat di dalam Firman Allah.
c) Oleh karena itu nama dari kebanyakan sekte tidak berdasarkan iman.
d. Sillogisme keempat:
a) Pekerjaan agama hendaklah di kerjakan dengan nama Tuhan (Kolose 3:17).
b) Ada sekte-sekte yang melakukan pekerjaan agama dengan nama lain dan bukan nama Tuhan.
c) Oleh karena ini sekte-sekte tersebut telah berbuat kekeliruan.
e. Sillogisme kelima:
a) Kita diperintahkan memuliakan Allah dengan nama “Kristen” (1Petrus 4:16).
b) Sekte-sekte berusaha memuliakan Allah dengan nama sekte/organisasi mereka.
c) Oleh sebab itu sekte-sekte tidak taat kepada perintah Allah.
f. Sillogisme keenam:
a) Tidak ada keselamatan di dalam nama siapapun (Kisah para rasul 4:12).
b) Nama sekte adalah suatu nama yang lain.
c) Oleh sebab itu tidak ada keselamatan di dalam nama sekte-sekte.
Apabila premis (dasar pikiran) pertama dan premis kedua adalah benar dan itu semuanya benar - maka kesimpulan itu pun benar juga. Maka kami dengan orang baik di dunia ini memohonkan untuk menolak nama-nama manusia, nama-nama yang menunjukkan perpecahan dan nama yang tidak berdasarkan Kitab Suci.
VII. Gelar.
1. Pada zaman dahulu kala orang-orang Yahudi merusak bahasanya dengan memakai setengah bahasa Yahudi dan setengah bahasa Asdodi (Nehemia 13:23,24). Secara kiasan dapat dikatakan, bahwa kita banyak memakai bahasa Asdodi di dalam dunia sekarang ini. Banyak gelar-gelar yang memuliakan diri sendiri yang sekarang ini dipakai, yang mana adalah bertentangan dengan ajaran Alkitab.
a. “Pastor” disebut Pengkhotbah atau guru Injil di dalam jemaat itu bukanlah disebut Pastor, kecuali apabila dia diangkat menduduki Jabatan Gembala, Penilik, Penatua. Perjanjian Baru menjelaskan suatu kejamakan untuk Gembala-gembala, Penilik-penilik, Penatua-penatua, Pastor-pastor. Di dalam masing-masing jemaat (Kisah para rasul 14:23). Mereka menjalakan tugasnya berjaga-jaga, dan untuk melindungi kawanan domba-Nya. Kata-kata ini bukanlah menyatakan gelar, melaikan hanyalah kata-kata benda seperti “Guru”, “Petani”, “Tukang kayu”.
b. “Bapak” kata ini sering dipergunakan sebagai gelar keagamaan. Hal ini adalah bertentangan langsung dengan ajaran Kristus. “dan janganlah kamu menyebut Bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di Sorga.” (Matius 23:9). Yang di bicarakan di sini ialah pemakaian nama itu di dalam agama dan bukan di dalam kebiasaan dalam hubungan kekeluargaan secara fisik, sebab Roh Kudus itu sering mempergunakan kata “Bapa” jikalau berbicara tentang orang tua seseorang. Juga tidak berarti salah kalau kita memanggil orang-orang yang lebih tua dan terhormat “Bapak” menurut adat istiadat - selama tidak ada hubungan hal-hal rohani. Apakah itu tidak merupakan keganjilan bahwa berjuta-juta orang akan mempergunakan suatu gelar yang secara tegas dilarang oleh Kristus?
Jemaat Kristus adalah berdasarkan Alkitab di dalam nama. Tidak ada orang yang menyangkalnya. Yang menjadi kepercayaan dan kebiasaan jemaat Kristus untuk menyebutkan “segala sesuatu yang berkenan menurut nama-nama yang ada di dalam Alkitab” Paulus mendesak Titus untuk melaksanakan pribahasa ini: “berpegang pada perkataan yang benar.” (Titus 1:9). Kita harus menjauhkan diri dari kecenderungan yang umum untuk memberi gelar-gelar sanjungan, dan lebih baik kita ikuti nasehat yang berikut ini : “Aku tidak akan memihak kepada siapa pun dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapa pun, karena aku tidak tahu menyanjung-nyanjung; jika demikian, maka segera Perbuatanku akan mencabut nyawaku.” (Ayub 32:21,22)
Pasal VII
SIDANG JEMAAT ITU BERDASARKAN KITAB SUCI DI DALAM ORGANISASI
I. Faham gerejani imami (ecelesisticisme).
1. Gereja-gereja golongan diatur oleh bentuk-bentuk pemerintahan yang gerejani dan imami. Gereja-gereja itu telah menyisihkan kepala dari jemaat Kristus itu dan telah mengambil hak pemerintahan sendiri di dalam gereja itu. Dengan mulut mereka memberikan pengakuan bahwa Kristus mempunyai “segala kuasa”, akan tetapi hati mereka jauh dari pada pengakuan itu dan mereka telah mendirikan suatu bentuk pemerintahan yang demokratis. Oleh karena itulah maka kita sering mendengar tentang “synode-synode”, “presbiter-presbiter”, “dewan-dewan”, “sidang-sidang umum” dan “konferensi-konferensi”. Di dalam keputusan, mereka menetapkan aturan-aturan dan hukum-hukum untuk menguasai faham-faham gerejani dan imami yang bermacam-macam itu.
2. Sudah tentu bahwa kuasa untuk menetapkan undang-undang yang demikian, tidak pernah diberikan kepada suatu kelompok orang yang tidak di utus. Tidak ada kelompok manusia yang mempunyai kuasa Alkitab, untuk memutuskan beberapa kali dalam satu tahun Perjamuan Tuhan itu harus di selenggarakan, untuk mengobah cara baptisan, untuk mengesampingkan baptisan itu sebagai suatu syarat keselamatan, atau untuk membuat perobahan-perobahan lainnya yang bagaimanapun bentuknya di dalam peraturan-peraturan Ketuhanan itu. Setiap orang yang mengambil kekuasaan untuk mengobah penguasa Jemaat itu atau mengobah aturan-aturan yang diberikan oleh rasul-rasul itu, berarti memberontak terhadap Kristus, yang adalah Kepala dan Kuasa Agung dari Jemaat-Nya. Kehendak Kristus itulah hukum dan pemberontakan terhadap-Nya berarti pengkhianatan.
3. Penolakan akan kekuasaan tertinggi dari Kristus itu ialah hasil dari perobahan-perobahan. Perobahan yang satu menuju kepada perobahan yang lain, dan pada akhirnya kebenaran diselubungi kegelapan dari manusia dan dari golongan agama itu berkembang. Suatu perobahan di dalam organisasi menuju kepada suatu perobahan di dalam aturan-aturan; perobahan di dalam aturan-aturan ini berarti menurunkan Kristus sebagai Raja dari atas takhtaNya dan meresmikan penguasa manusia untuk memerintah dan mengatur di dalam gereja itu.
II. Suatu Kerajaan.
1. Sidang Jemaat Kristus adalah suatu Kerajaan. Kristus ialah Kepala yang tertinggi. “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu” (Kolose 1:18). Dengarlah apa yang dibilang Paulus : “dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada . Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Efesus 1:22,23). Pada saat terjadi perubahan pada rupa Yesus, Allah berfirman : “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah dia.” (Matius 17:5). Tidak lama sebelum Yesus naik ketempat disebelah kanan Allah, Dia berfirman : “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Matius 28:18). Kristuslah yang mempunyai segala kuasa; oleh sebab itu manusia tidak berhak menganti-Nya.
2. Yesus menjanjikan akan mengirimkan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya yang akan mengajarkan kepada mereka segala sesuatu dan akan mengingatkan mereka akan semua yang telah Yesus katakan kepada mereka. (Yohanes 14:26). Pengajaran dan kesaksian dari para Rasul-rasul itu akan menjadi saksi Kristus (Yohanes 15:26,27). Pengajaran dan kesaksian dari rasul-rasul itu akan di sahkan di surga, sebab “apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 16:19). Kristus tidak pernah memberikan kekuasaan ini kepada orang lain selain kepada rasul-rasul-Nya. Maka jikalau ada orang selain dari rasul-rasul yang menyatakan mempunyai kuasa yang demikian di dalam rapat-rapat, dewan-dewan, synode-synode itu adalah merupakan penghinaan belaka terhadap Raja dan takhta-Nya.
III. Otonomi sidang jemaat (gereja).
1. Jikalau kita berbicara tentang otonomi sidang jemaat (gereja) yang kita maksudkan ialah gereja setempat atau jemaat setempat. Otonomi itu di defenisikan sebagai “hak untuk mengurus pekerjaan sendiri; suatu badan yang bediri sendiri”. Di dalam abad pertama, masing-masing sidang jemaat mempunyai kedaulaatan sendiri. Masing-masing sidang jemaat berdiri sendiri, merdeka dari setiap sidang jemaat lainnya. Tidak ada perlakuan jahat dari satu sidang jemaat terhadap suatu sidang jemaat lainnya. Sidang jemaat di Roma atau di Yerusalem tidak mempunyai kuasa atas sidang jemaat di dalam lingkungan masyarakat lainnya. Orang di luar jemaat itu tidak mempunyai hak untuk menjalankan kuasa pemerintahan atau berkusa di dalam jemaat itu. Penatua-penatua dan diaken-diaken satu jemaat tidak mempunyai kekuasaan untuk menjalankan perintah yang memaksa atau jenis perintah lainnya yang bagaimana pun terhadap suatu sidang jemaat yang lain. Masing-masing sidang jemaat adalah merdeka dan beridiri sendiri, dengan ajaran Kristus dan para rasul itu untuk memerintah jemaat sendiri, melakukan pekerjaannya sendiri, dan menangani urusan-urusannya sendiri. Tidak ada sistem pemerintahan sidang jemaat yang lebih besar atau lebih kecil dari pada sidang jemaat itu sendiri. Semua sidang jemaat itu mempunyai Kepala yang sama, dasar yang sama, dan tugas missi yang sama, mengkhotbahkan injil yang sama; menjadi susunan tubuh yang tunggal. Akan tetapi masing-masing mengurus pekerjaan sendiri.
2. Hikmat Allah dapat dilihat di dalam susunan sidang jemaat-Nya. Yang demikian itu apabila satu sidang jemaat menjadi rusak di dalam ajaran (doktrin) atau dimasuki oleh perlakuan yang jahat, sidang-sidang jemaat lainnya tidak akan begitu terpengaruh. Apabila terjadi percekcokan di dalam satu sidang jemaat, percekcokan itu tidak akan menjalar ke dalam sidang-sidang jemaat lainnya; kalau satu sidang jemaat mengalami kesengsaraan, yang lain tidak akan ikut terseret di dalamnya. Kalau satu jendela dibuat dari satu kaca jendela yang lebar, maka suatu pecahan akan merusak seluruh kaca jendela itu, akan tetapi apabila jendela itu di buat dari beberapa kaca jendela, keadaannya tidaklah begitu jelek apabila satu diantaranya pecah. Kemerdekaan sidang jemaat itu merupakan perlindungan terhadap masing-masing sidang jemaat.
3. Akan tetapi organisasi yang sederhana ini gagal untuk memberikan kepuasan bagi banyak orang. Sebab itu mereka mengadakan perobahan di dalam hal aspirasi-aspirasi atau cita-cita mereka yang tidak bersifat Kristen untuk kekuasaan gerejani dan imami mungkin dapat terlaksana. Sejarah mencatat keberangkatan besar-besaran yang pertama keluar dari kebenaran dengan sistem pemerintah gereja.
IV. Penatua-penatua.
1. Kitab Suci mengajarkan bahwa penatua-penatua atau gembala-gembala diangkat di dalam tiap-tiap jemaat. (Titus 1:5). Di dalam Kisah para rasul 20:17 kita baca, bahwa Paulus “memanggil penatua-penatua datang kepadanya”. Waktu berbicara dengan kelompok ini Paulus menyatakan, bahwa mereka itu adalah Penilik jemaat. Orang-orang yang melakukan pekerjaan itu disebut gembala (Efesus 4:11). Dengan demikian maka di dalam masing-masing sidang jemaat terdapatlah suatu kejamakan Penatua-penatua atau gembala-gembala jemaat, bukannya kejamakam dari sidang-sidang jemaat di dalam asuhan satu gembala jemaat. Di dalam paham gerejani dan imami orang telah memutar balikkan dengan sepenuhnya susunan ilahi ini dan terdapatlah banyak sidang-sidang jemat di dalam asuhan satu gembala jemaat.
2. Tugas dari Penatua-penatua jemaat untuk :
a. mengingat akan :
a) diri mereka sendiri.
b) jagalah seluruh kawanan.
b. mengembalakan jemaat Allah. (Kisah para rasul 20:28);
c. membantu orang-orang yang lemah (Kisah para rasul 20:35);
d. menasihati orang berdasarkan ajaran sehat
e. sanggup meyakinkan penentang-penentangnya (Titus 1:9).
f. menegor mereka yang hidup dengan tidak tertib.
g. menghibur mereka yang tawar hati.
h. sabar terhadap semua orang (1Tesalonika 5:14).
i. menggembalakan kawanan domba, tidak dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan tidak karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri, tidak membuat seolah-olah mau memerintah atas mereka yang dipercayakan.
j. menjadi teladan bagi kawanan domba itu. (1Petrus 5:2,3).
k. mengunjungi orang yang sakit (Yakobus 5:14).
l. bertanggung jawab berjaga-jaga atas jiwa jemaat (Ibrani 13:17).
Tugas-tugas yang disebutkan di atas ini telah di serahkan Tuhan kepada mereka. Apabila pekerjaan ini tidak terlaksanan, maka sidang jemaat itu akan menderita. Tidak menjelaskan walaupun sedikit di dalam Alkitab, bahwa Penatua-penatua mempunyai kekuasaan ilahi untuk membatalkan atau mengubah hukum Kristus, dan bukannya membuat aturan untuk menguasai amanat-amanat mereka. Berbahagialah sidang jemaat yang mempunyai penatua-penatua yang menjalankan tugas-tugas yang disebut diatas ini.
3. Syarat-syarat untuk menjadi Penatua-penatua jemaat adalah sebagai berikut : a) Tidak bercacat. b) Suami dari satu istri. c) Dapat menahan diri. d) Bijaksana. e) Sopan. f) Suka memberi Tumpangan. g) Cakap mengajar orang. h) Bukan peminum. i) Bukan pemarah melainkan peramah. j) Pendamai. k) Bukan hamba uang. l) Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? m) Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menajdi sombong dan kena hukuman Iblis. n) Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat. (1Timotius 3:2-17). o) mempunyai anak-anak yang hidupnya beriman. p) Tidak angkuh. q) Bukan pemberang/bukan orang yang lekas marah. r) tidak serakah. s) Suka memberi tumpangan. t) Suka akan yang baik. u) Adil. v) Saleh. w) Dapat menguasai diri. x) Berpegang pada perkataan yang benar. (Titus 1:6-9).
b. Banyak kali pekerjaan seorang Penatua diberikan kepada orang-orang yang tidak memenuhi syarat-syarat ini, dan memegang tanggung jawab sehingga kurang menyadari akan tugas-tugas mereka.
4. Jemaat itu disuruh oleh Firman Tuhan untuk:
a. Menghormati mereka yang bekerja keras diantara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan menegor kamu.
b. Dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. (1Tesalonika 5:12).
c. Menghormati dua kali lipat bagi penatua-penatua yang baik pimpinannya, teruatama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. (1Timotius 5:17). d. Mentaati pemimpin-pemimpinmu. e. Tunduk kepada meraka. (Ibrani 13:17). f. Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. (1Timotius 5:19).
Maka adalah besar tanggung jawab yang diberikan oleh jemaat kepada mereka, dengan demikian menjadi besar pula pelaksanaan tugas-tugas mereka terhadap Jemaat.
V. Diaken-diaken.
1. Tugas dari Diaken-diaken tidaklah sejelas tugas Penatua-penatua, akan tetapi tidak dapat disangsikan bahwa mereka adalah hamba dan pelayan-pelayan. Dapat kita baca di dalam Kisah para rasul 6:1-6 tentang tujuh orang di dalam sidang jemaat di Yerusalem yang di angkat untuk “melayani meja”. Kelompok yang terdiri dari tujuh orang, namun dari kata aslinya kita ketahui bahwa mereka melakukan pekerjaan diaken atau pelayan. Perkataan “Diaken” mempunyai arti pelayan. Dengan demikian Penatua-penatua menjadi pengatur atau pengawas dan diaken bersifat fisik, akan tetapi pekerjaan mereka tidaklah terbatas di dalam lingkungan itu. Kita tidak dapat mengatakan bahwa penatua-penatua sepenuhnya sebagai pengatur di dalam sidang jemaat, tetapi tidak akan mencampuri urusan keuangan. Sebab di dalam Kisah para rasul 11:29-30, kita dapat membaca tentang pengumpulan sumbangan yang akan dikirimkan kepada Penatua-penatua di Yudea dengan perantaraan Barnabas dan Saulus. Juga tidak dapat kita katakan, bahwa pekerjaan Diaken-diaken terbatas kepada soal-soal fisik; sebab kita jumpai bahwa Stefanus dan Pilipus dua diantara tujuh orang yang terpilih di Yerusalem, di kemudian hari mereka mengkhotbahkan Injil dengan banyak kuasa dan meyakinkan orang.
2. Orang-orang yang terpilih untuk melakukan pekerjaan ini haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) Yang terkenal baik. b) Penuh dengan Roh Kudus. c) Hikmat (Kisah para rasul 6:3) d) Orang yang terhormat. e) Jangan bercabang lidah. f) Jangan penggemar anggur. g) Jangan serakah. h) Memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. i) Harus diuji dahulu. j) Tidak bercacat. k) Demikian juga istri-istri mereka hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal. l) Suami dari satu istri. (1Timotius 3:8-12).
Organisasi sidang jemaat adalah sederhana akan tetapi rencana ilahi telah disalah gunakan secara besar-besaran. Setiap usaha untuk memperbaiki rencana ini telah menghasilkan ketidaksetiaan kepada agama dan menghasilkan faham-faham gerejani imami.
Pasal VIII
SIDANG JEMAAT ITU MEMPUNYAI ALKITAB SEBAGAI KEPERCAYAAN, PENGAKUAN IMANNYA ATAU PEDOMAN JEMAAT YANG TUNGGAL.
I. Alasan-alasan dari keyakinan ini.
Saya tidak akan pernah menjadi pengikut di dalam sistem agama yang mempunyai kepercayaan terhadap ciptaan manusia. Inilah keyakinan saya berdasarkan beberapa alasan, yaitu:
1. Di jaman para rasul dan selama tiga abad berikutnya, Alkitab adalah satu-satunya kepercayaan yang ada. Apakah sebabnya tidak dipergunakan kepercayaan yang sama di waktu ini? Saya tidak mempunyai minat untuk mempunyai suatu pedoman gerejani yang menyerupai pedoman yang tidak terdapat di dalam abad pertama itu. Saya menghendaki yang sama dengan itu. Untuk memungkinkan hal ini haruslah saya mempunyai hanya Alkitab saja untuk terjadi demikian.
2. Alkitab melengkapi kita dengan sempurna untuk setiap pekerjaan yang baik : “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugarahkan kepada kita segalah sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” (2Petrus 1:3), dan bahwa “segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2Timotius 3:16,17). Nah sekarang, bukankah Alkitab dituliskan untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran? Ya, kalau begitu mengapa menundukkan diri kepada suatu kepercayaan ciptaan manusia yang telah diterbitkan untuk maksud yang sama, jikalau Allah telah memberikan Alkitab itu untuk kita? Alkitab itu dapat dipercayai, akan tetapi apakah demikian juga dengan kepercayaan-kepercayaan cipataan manusia? Bahkan pengikut-pengikutnya mengakui bahwa kepercayaan-kepercayaan itu bersifat salah. Mengapa harus menjadi pengikut dari sesuatu yang dari manusia yang dapat bersifat salah, apabila dapat menjadi pengikut dari pada yang tidak bersifat salah dan Ketuhanan? Bahkan tidak pernah pemimpin-pemimpin gereja itu menuliskan suatu kepercayaan yang tidak menjadi tambahan atau pengurangan dari Alkitab, karena kalau mereka menulis dengan tidak menambah dan mengurangi dari isi Alkitab, itu sama dengan Alkitab, dan usaha mereka adalah tidak berguna.
3. Yang berikut ini hanyalah dapat di katakan tentang Alkitab saja : “Buku tua itu berisikan pemikiran Allah, keadaan manusia, jalan keselamatan, hal-hal celaka bagi manusia yang berdosa dan hal-hal kebahagiaan bagi yang percaya. Sejarahnya adalah benar, ajarannya adalah suci, peraturan-peraturannya mengikat, dan keputusannya tidak dapat diubah. Bacalah buku ini agar kamu menjadi budiman, percayailah itu supaya kamu beroleh selamat, dan turutilah itu supaya kamu menjadi suci. Buku ini berisikan terang yang mengarahkan tujuanmu, makanan yang memeliharakan kamu dan kesenangan yang menggembirakan kamu. Buku ini adalah peta jalan, tongkat orang yang berziarah, kompas orang pelaut, pedang orang tentara, dan piagam orang Kristen. Disitulah firdaus dipulihkan, surga terbuka dan pintu-pintu gerbang neraka disingkapkan. Kristus itulah yang menjadi pokoknya, keselamatan kitalah yang menjadi rencananya dan kemuliaan Allahlah yang menjadi tujuan akhirnya. Buku itu haruslah memenuhi ingatan kita, menguasai jiwa kita dan menuntun kaki kita. Bacalah buku ini dengan perlahan, sering dan dengan penuh doa. Buku ini adalah suatu tambang kekayaan, suatu firdaus kemuliaan dan suatu sungai yang mengalirkan kesenangan. Buku ini memberikan petunjuk di dalam hidupmu, akan terbuka pada hari pengadilan dan akan di ingat untuk selama-lamanya. Buku ini melibatkan tanggung jawab yang tinggi, memberikan ganjaran untuk pekerjaan yang terbesar dan menghukumkan segala sesuatu yang tidak suci.” Tidak ada suatu kepercayaan ciptaan manusia yang dapat membuat tuntutan yang demikian. Alangkah tidak bergunanya kepercayaan-kepercayaan yang seperti itu.
4. Kepercayaan ciptaan manusia diperbaiki secara berkala setelah beberapa tahun karena ketidak sempurnanya. Tidak ada penganut suatu kepercayaan ciptaan manusia dapat mengetahui apa yang akan terjadi dengan doktrinnya sepuluh tahun kemudian. Suatu gereja, yang selama bertahun-tahun telah mengajarakan bahwa anak-anak lahir di dalam kerusakan iman yang total, mengobah kepercayaan itu dan bertukar haluan. Ini hanyalah suatu contoh saja. Kepercayaan yang berdasarkan ajaran manusia, senantiasa mengalami perobahan dan perbaikan. Contoh Ini saja telah menampakkan noda kelemahan dan ketidaksempurnaan kepada ajaran mereka.
5. Apabila kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia itu tidak terpakai lagi karena sudah tua dan dicampakkan sehingga menunggu menggantinya dengan yang baru, maka sebaliknya Alkitab itu hidup terus dan berjalan tetap. Alkitab itu hidup sebab tidak memerlukan perobahan. Injil Kristus adalah sempurna dan dinyatakan sebagai “Hukum yang sempurna” (Yakobus 1:25). Injil itu adalah sempurna, dan suatu kutukan bagi mereka yang menambah dan menguranginya (Galatia 1:6-9; Wahyu 22:18,19). Firman Allah itu sempurna dan Ia tidak membenarkan manusia mencampuri-Nya. Bahkan dahulupun di waktu nabi Musa, Tuhan telah berkata : “Jangan kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan jangan kamu menguranginya...” (Ulangan 4:2).
6. Kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia tidak dapat di bela. Yang berikut adalah kutipan-kutipan dari karya Benyamin Franklin :
“Yang pertama, setiap kepercayaan yang isinya melebihi Alkitab, itu adalah tercela, sebab isinya memang lebih dari pada isi Alkitab”
“Yang kedua, setiap kepercayaan yang isinya mengurangi isi Alkitab, itu adalah tercela, sebab isinya memang Kurang dari pada isi Alkitab.”
“Yang ketiga, setiap kepercayaan yang berbeda dengan Alkitab, itu adalah tercela, sebab memang ada perbedaan dengan Alkitab.”
“Yang keempat, setiap kepercayaan yang persis seperti Alkitab, itu tiada berguna, sebab kita telah mempunyai Alkitab.”
Inilah yang meliputi segala dasar. Tidak dapat terjadi pemikiran yang lain tentang hal itu. Suatu kepercayaan berisikan lebih dari pada Alkitab, atau kurang dari Alkitab, atau persis menyerupai isi Alkitab. Tidak ada orang yang membela kepercayaannya atas dasar bahwa kepercayaannya itu mempunyai isi yang lebih banyak dari Alkitab atau kurang dari Alkitab, atau bahwa kepercayaannya berbeda dengan Alkitab atau adalah persis seperti Alkitab. Apabila suatu kepercayaan tidak dapat dibela atas salah satu dasar ini, maka atas dasar manakah itu dapat dibela? Tentulah bukannya atas dasar yang dapat di pahami oleh manusia yang mesti mati.
7. Mereka yang menundukkan dirinya kepada kepercayaan yang dituliskan manusia tidak sanggup mempertahankan Alkitab. Kedudukan mereka membatalakan setiap perkataan yang mereka ucapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan Firman Allah. Mereka gagal untuk menunjukkan iman mereka dengan perbuatan mereka. (Yakobus 2:18). Sebenarnya dengan perbuatan mereka menunjukkan tidak ada iman mereka di dalam hal itu. Apabila seseorang tidak mengambil Alkitab itu dan hanya Alkitab itu sebagai satu-satunya kepercayaannya, dia tidak akan berhasil mempertahankannya terhadap yang tak beriman. Sangat tidak mungkin sekali bagi seorang pengkotbah untuk mempertahankan ajaran Alkitab itu, apabila ajarannya sendiri diatur oleh sesuatu buku yang lain dari pada Alkitab itu; hal yang bertentangan ini adalah bukti kurangnya kepercayaan di dalam Alkitab dan kurangnya penghargaannya terhadap Alkitab. Maka orang yang tidak(Yes/no) beriman ini akan berkata : “Pengkhotbah, terangkanlah kepada kami apa sebabnya saudara mempunyai kepercayaan yang lain dari Alkitab, apabila Alkitab itu adalah benar. Apabila Alkitab itu sebagaimana saudara tegaskan benar bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Buktikalah kebenaran dari kepercayaanmu yang diciptakan manusia.” Saudara dapat membayangkan bagaimana bingungnya dan malunya pengkhotbah yang terikat pada kepercayaan yang seperti itu.
lebih dari seratus tahun yang lampau, Robert Dale Owen dari Skotlandia, Si Goliatnya orang yang tidak beriman, pergi ke Amerika; Dia berbuat sebagaimana halnya dengan Goliat orang Filistin dahulu. Dia menentang orang-orang Allah; dia bermohon kepada pengikut-pengikut Kristus untuk mengutus seorang untuk mengadakan perang polemik dengan dia mengenai kebenaran Alkitab. Pengkhotbah-pengkhotbah dari gereja golongan yang tepecah-pecah yang terikat kepada kepercayaannya gemetar mendengar suara tantang itu. Malu? Mereka tahu bahwa tidak ada harapan untuk mempertahankan kedudukan mereka, mereka tahu bahwa Owen akan bertanya kepada mereka untuk membuktikan kebenaran dari kepercayaan-kepercayaan mereka yang lain dari yang ada di Alkitab, yaitu: mengapa mereka memakai nama-nama yang tidak disebutkan di dalam Alkitab dan untuk menerangkan kenapa mereka menjadi anggota-anggota dari gereja-gereja yang asing bagi Alkitab. Mereka gemetar! Akan tetapi seorang Daud bangkit dan menerima tantang itu. Dia itu, hanya menjadi seorang Kristen saja, hanyalah anggota dari sidang jemaat Kristus dan tidak lebih dari itu dan tidak mempunyai kepercayaan yang lain selain itu. Dialah Alexander Campbell. Pertemuan mereka yaitu Alexander Campbell dengan Owen dimulai tanggal 13 April 1829 dan berlangsung selama delapan hari. Tuan Owen si Goliatnya orang-orang yang tidak beriman, tidak sanggup mempergunakan senjata kesayangannya: hal ketidak sesuaian mereka yang mengaku percaya kepada Alkitab dan hal keadaan meraka yang berlawanan dengan Alkitab. Penatangnya bukanlah anggota dari gereja-gereja golongan yang terpecah-pecah, bukan yang memakai nama manusia sebagai nama gerejanya dan tidak mempunyai kepercayaan kepada ciptaan manusia. Orang yang tidak beriman itu gugur. Kemenagan besar untuk Alkitab dan orang-orang Kristen bersukacita.
Banyak pengkhotbah yang dapat berbuat hal yang sama, seandainya mereka tidak berada di dalam kedudukan yang tidak dapat di pertahankan. Orang tidak dapat mempertahankan kitab itu apabila mereka telah mempertanggungkan bantuan mereka kepada kepercayaan yang dituliskan oleh manusia yang tidak beroleh wahyu.
8. Kepercayaan ciptaan manusia bersifat memecah bela. Kepercayaan yang demikian membuat orang beragama terus menerus terbagi-bagi di dalam golongan-golongan dan sekte-sekte. Masing-masing kepercayaan itu berdiri, dan menyingkirkan semua yang lain. Dinding-dinding ini harus terjungkir balik dan jatuh supaya kesatuan dapat menjadi kenyataan. Semua kepercayaan itu harus tenggelam. Golongan yang satu tidak dapat mengharapkan segala golongan yang lain memetikkan kepercayaan mereka yang diciptakan manusia lalu menjamin sokongan mereka kepada suatu kepercayaan yang lain, juga diciptakan manusia. Apabila kepercayaan ciptaan manusia telah dilenyapkan, rintangan-rintangan golongan akan menjadi lemah dan manusia yang terpecah-pecah itu akan berada di jalan menuju kesatuan.
II. Silogisme-silogisme.
Tidak disangsikan bahwa perpecahan-perpecahan itu adalah penuh dosa. Dengarkanlah pesan Roh Kudus : “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (1Korintus 1:10). Perpecahan-perpecahan adalah penuh dosa, suatu penyangkalan terhadap suatu perintah yang positif. Kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia memberikan sumbangan kepada keadaan yang penuh dosa ini dan mereka yang menjadi penyokong-penyokongnya turut mengambil bagian di dalam kesalahan karena berbuat dosa.
Barangkali hal ini akan lebih jelas apabil kami kemukakan beberapa pendirian dasar untuk menyatakan pendirian lain (premis) untuk menarik suatu kesimpulan. a. Sillogisme pertama. a) Perpecahan-perpecahan adalah penuh dosa. (1Korintus 1:10;Fasal 3). b) Kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia menimbulkan perpecahan-perpecahan (diakui secara terbuka). c) Oleh karena itu, kepercayaan cipataan manusia adalah penuh dosa.
b. Sillogisme kedua. a) Berjalan dengan aturan-aturan yang berbeda-beda adalah penuh dosa (Filipi 3:16). b) Kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia adalah aturan-aturan yang berbeda-beda (diakui oleh semua orang). c) Oleh karena itu, menjadi penuh dosa bagi yang berjalan memakai kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia.
c. Sillogisme ketiga. a) Perpecahan-perpecahan mengembangkan hal tidak beriman (Yohanes 17:20,21). b) Kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia mengembangkan perpecahan-perpecahan (diakui oleh semua manusia). c) Oleh karena itu, kepercayaan-kepercayaan ciptaan manusia mengembangkan hal tidak beriman.
Satu-satunya jalan untuk membuktikan ketidakbenaran dari kesimpulan ini adalah membuktikan ketidakbenaran dari pada premis yang pertama atau premis yang kedua. Apabila premis-premis itu adalah benar - maka kesimpulan-kesimpulan itu adalah pasti.
Pasal IX
SIDANG JEMAAT ITU PERCAYA BAHWA KESELURUHAN ALKITAB ITU FIRMAN ALLAH YANG DI WAHYUKAN
I. Pendapat-pendapat dari suatu seksi yang terdiri dari berbagai-bagai golongan pendeta.
1. Di dalam suatu khotbah tentang “sikap modern terhadap Alkitab”, kami peroleh angka-angka statistik yang berikut sebagai keterangan di dalam karangan “kepercayaan dari 700 Pendeta” yang menunjukkan hasil sebagai berikut : a. 13 % menolak ajaran/doktrin Trinitas. b. 48 % menolak cerita Alkitab mengenai kejadian. c. 33 % tidak lagi percaya akan adanya Iblis. d. 38 % tidak percaya sudah datang wahyu yang datang dari Allah. e. 43 % menolak naskah-naskah suci itu sebagai wahyu secara sempurna dan lengkap. f. 38 % tidak percaya bahwa nabi-nabi perjanjian lama sanggup meramalkan kejadian-kejadian yang akan datang. g. 55 % tidak percaya bahwa Alkitab itu bebas seluruhnya dari hikayat-hikayat agama dan hikayat-hikayat purbakala yang diceritakan secara turun-temurun dari zaman dahulu kala. h. 9 % menolak cerita mengenai penjelmaan. i. 19 % tidak percaya bahwa Yesus adalah sama dengan Allah. j. 24 % menolak penebusan dosa oleh Kristus. k. 12 % menolak adanya kebangkitan Kristus. l. 34 % percaya lagi akan penghukuman yang akan datang bagi orang-orang yang jahat. m. 33 % tidak percaya bahwa Yesus akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. n. 33 % menolak hal kejatuhan manusia sebagaimana yang diceritakan di dalam Kitab Kejadian. o. 51 % memandang baptisan dan perjamuan Tuhan itu sebagai tidak hakiki. p. 39 % berpendapat bahwa orang-orang baik yang bermaksud baik haruslah diterima di dalam gereja itu dengan tidak mempersoalkan tentang kepercayaan mereka mengenai keselamatan.
2. sangat mengherankan bahwa begitu banyak orang yang tidak percaya bahwa Alkitab itu adalah firman Allah yang di wahyukan dan yang penuh kuasa, oleh sebab itu mereka tidak percaya akan apa yang dikatakan Allah mengenai banyak hal. Orang kafir (atheis) jauh lebih tetap pendiriannya dari pada yang berpaham modern. Orang-orang atheis itu tidak percaya sedikitpun akan Alkitab, akan tetapi orang yang berpaham modern hanyalah mempercayai hal yang mereka sukai.
II. alasan-alasan untuk mempercayai Alkitab.
1. Apabila Alkitab itu tidak benar, maka tidak ada sejarah yang dapat diterimah baik dan dapat dipercayai. Tidak ada sejarah yang lain yang mempunyai ciri-ciri ketulenan dan kejujuran yang seperti Alkitab. Alkitab itu mempunyai tanda keasliannya. Berbicara mengenai Kristus dikatakan : “..........yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami ......” (1Yohanes 1:1). Kesaksian itu bukanlah desas-desus bahwa mereka telah mendengar, melihat dan meraba Kristus. Itu dapat diterima baik dari sudat ilmu pengetahuan. Kenyataan bahwa mereka telah mendengar, melihat dan merabah Kristus tidak dapat disangkal dengan dugaan bahwa kenyataan itu boleh jadi penglihatan, pendengaran atau perasaan disebabkan persentuhan yang tak berarti. Kesaksian mereka juga diterima baik dari sudut ke jujuran dan kesungguhan. Mustahil menuduh mereka mengadakan sumpah bohong atau menyangsikan ketulusan hati mereka. Pemberian kesaksian itu berarti meninggalkan kawan, kampung halaman dan kehidupan yang tentram; hal itu berarti aniaya, pengejaran, dan kematian. Hal yang tidak masuk akal untuk megatakan bahwa orang mau mati untuk sesuatu hal yang mereka ketahui sebagai kebohong. Tidak satu orang ahli sejarahpun yang pernah memberikan bukti yang lebih kuat dari pada kesungguhan mereka itu. Apabila Alkiatab itu tidak benar, maka tidak ada sejarah yang patut dihargai oleh kita.
2. Alkitab adalah kumpulan dari beberapa buku, yang semuanya berjumlah enam puluh enam buku, akan tetapi satu di dalam keharmonisan dan pikiran. Ditulis oleh kira-kira empat puluh penulis yang berbeda-beda, dengan berselang waktu kira-kira enam belas abad, tidak mungkin telah tertulis secara kebetulan. Para penulis itu hidup di dalam periode sejarah yang berbeda-beda, melakukan pekerjaan sehari-hari yang berbeda-beda dan bekerja dengan adat kebiasaan yang berbeda dan letak tempat geografis yang berbeda pula. Mereka hidup pada masa yang berbeda dan di daerah yang berbeda dan mereka menulis dengan terpisah tidak berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka oleh karena itu tidak mungkin bagi mereka untuk bersekongkol menulis kicuh yang saleh itu. Akan tetapi bila karya mereka telah dijadikan satu kumpulan, kita memperoleh satu jilid yang besar dengan isi yang harmonis dengan rangkaian pikiran yang berkelanjutan terus dari permulaannya sampai kepada akhirnya. Hal ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan! Hal itu tidak dapat terjadi diatas kemampuan manusia dan bersifat Ketuhanan di dalam rencananya dan merupakan kuasa yang tertinggi.
3. Kenyataan bahwa orang-orang ini dengan bidang pekerjaan sehari-hari dan bidang-bidang kepandaian serta kesanggupan yang saling bersilangan telah menuliskan suatu buku yang akbar dan harmonis. Ini merupakan bukti yang tak dapat disangsikan bahwa apa yang dibicarakan oleh orang-orang ini “tidak dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2Petrus 1:21).
Sebagai contoh : Musa di didik di dalam hikmat orang-orang Mesir dan dia itu seorang gembala dan seorang pemimpin; Yusak, seorang tentara dan mata-mata; Ezra, seorang ahli hukum Yahudi yang ternama dan seorang imam yang saleh; Nehemia, seorang juru minum raja; Daud seorang gembala, pemain musik, pahlawan perang dan raja; Salomo, orang yang paling berhikmat diatas bumi dan seorang raja yang sangat berkuasa; Yesaya, seorang nabi; Yeheakiel, seorang Yahudi buangan; Daniel, seorang ahli tatanegara; Amos seorang gembala dan petani; Matius, seorang pemungut cukai; Petrus dan Yohanes, nelayan, “orang-orang yang tidak berpendidikan dan berpengetahuan,” Lukas seroang tabib; dan Paulus, seorang pembuat kemah, seorang sarjana yang diasuh dihadapan Gamaliel. Orang-orang yang tidak beroleh wakyu dan begitu besar berlainan di dalam pekerjaan yang tidak beroleh wahyu dan begitu besar berlainan didalam pekerjaan sehari-hari dan kecakapan tidak mungkin dapat menulis sebuat buku yang “menjadi sarang dari segala manisan, gedung senjata dari segala senjata yang tersepuh dengan baik, menara yang berisikan permata-permata yang paling berharga dari alam dunia ini, lampu yang menyalakan segala lampu lainnya, rumah tinggal dari segala keagungan dan kemuliaan, batu loncaran di mana dari surga turun merendahkan diri untuk mencium bumi ini dengan hiasan bunga-bungaannya”, suatu buku yang sering diragukan akan tetapi tidak pernah terbukti tidak benar. Hal ini tidak mungkin perbuatan secara kebetulan! Jelaslah ini kerajaan Allah!
4. Apabila Alkitab itu tidak benar, maka kesalahan adalah lebih berharga dari pada kebenaran untuk dunia ini. Seandainya pun Alkitab itu tidak benar - masih lebih banyak dibuatnya untuk menaikkan derajat manusia dan memberkati dunia ini dari pada semua rangkain ucapan kata-kata dari orang-orang atheis, orang-orang yang menaruh syak akan agama (skeptis), orang-orang murtad, orang-orang yang percaya akan adanya Tuhan tetapi tidak mengakui wahyuNya. Pengupas-pengupas yang lebih tinggi dan penganut faham keesaan Tuhan. Alkitab itu tidak selamanya menjadi kapak yang merintis jalan untuk kemajuan dari pada peradaban. Alkitab itulah selamanya yang menjadi pengaruh yang menyucikan di dalam sifat dasar manusia. Orang yang paling simpatik, berbijak, dan mempunyai rasa persaudaraan telah merangkum Alkitab itu sebagai kebenaran. Oleh karena itu, apabila Alkitab itu tidak benar, maka dunia ini akan lebih baik keadaanya dengan kebohongan dari pada kebenaran.
5. Apabila Alkitab itu tidak benar, maka alam bekerja dengan sia-sia. Diantara penghuni terdapat suatu kelas mahluk-mahluk dan untuk kejadian dan kesenangannyalah segala yang lain itu ada Manusia, itulah nama dari kelas mahluk-mahluk itu. Sekirannya dia binasa, binasa untuk selama-lamanya, segalahnya menjadi binasa. Tanaman sayur-sayuran timbul keluar dari dalam tanah setiap tahun, dan kembali ke dalam tanah setiap tahun, dan kembali lagi kepadanya. Bangsa-bangsa hewan menjadi makanan mereka, dan mati. Mereka suka akan makanan mereka, akan tetapi memperkaya bumi. Siang dan malam bergantian masing-masing. Tahun-tahun beredar, bumi berputar pada porosnya, bumi berputar mengitari orbitnya, memberi makan dan menguburkan segala kaum penyewanya. Manusia dan begitu juga makanannya mati untuk selama-lamanya.
Nah, apakah yang dicapai dengan seluruh gerakan itu? Apabila manusia itu tidak hiup kembali - andaikata Alkitab itu tidak benar, maka alam bekerja dengan sia-sia; dan sekirannya ada seorang pencipta, maka Ia bekerja tanpa rencana, dan bersusah payah tanpa tujuan. Maka andaikata Alkitab itu tidak benar dalam sejarah tentang manusia; kejadiannya, kejatuhannya, pemulihannya, dan andaikata tidak benar di dalam satu perkataan., apabila sendainya Injil itu adalah suatu kebohongan dan Alkitab itu palsu, tidak ada manusia yang hidup dapat memberikan satu alasan yang baik tentang adanya planet kita ini. Apabila Alkitab itu tidak benar maka manusia hidup dengan sia-sia, alam adalah kegagalan yang mengerikan, dan rencana alam dunia adalah kekandasan yang sangat besar.
6. Suatu ciri yang terkemuka dari Alkitab itu, yang tidak terdapat di dalam buku-buku lain, ialah bahwa buku itu berkuasa di dalam perkataannya. Contoh : “Demikianlah Firman Tuhan” kata ini dijumpai hampir dua ribu kali dalam teks Alkitab. Buku karangan manusia tidak pernah memakai cara itu untuk membuktikan ucapan-ucapannya. Ucapan itu di dasarkan atas kuasa Allah yang lengkap sebagai pengarangnya. Kalau manusia penuh sangsi dan bimbang, Alkitab itu adalah sungguh dan pasti. Bahkan mengenai masa yang akan datangpun Alkitab itu berbicara secara positif seolah-olah itu adalah hal yang sudah lewat. Inilah yang membedakannya dari pekerjaan manusia.
7. Alkitab itu berbeda dengan buku-buku karangan manusia di dalam hal bahwa kitab itu tidak condong untuk berat sebelah. Manusia yang digambarkan diatas tingkat yang tertinggi, dilukiskan juga sebagai pintu dosa yang paling hitam. Sebagai suatu contoh: Daud adalah seorang yang dicintai Allah, akan tetapi dia dinyatakan juga sebagai seorang yang melakukan zinah dan pembunuh. Manusia cenderung akan memberikan riwayat hidup yang berat sebelah. Apabila mengenai seorang kawan, mereka memperkecil dosanya sampai yang sedikit-dikitnya dan memperbesar kebaikan-kebaikannya. Apabila mengenai seorang musuh, mereka memperbesar kekurangannya dan memperkecil keunggulannya sampai kepada yang sekecil-kecilnya. Akan tetapi suatu ciri yang istimewa dari Alkitab itu ialah bahwa kita itu bukanlah “pengunjung oknum-oknum”. Alkitab itu menyatakan seluruh kebenaran tentang setiap orang. Alangkah bedanya dengan pekerjaan manusia.
8. Alkitab itu mestilah pekerjaan Allah oleh kerena penggenapan nubuat-nubuatnya. Mungkin kita dapat mempergunakan banyak nubuatan yang berhubungan dengan banyak pokok soal sebagai contoh, kita akan membicarakan beberapa hal mengenai Kristus.
a) Ia telah dinubuatkan bahwa Kristus akan lahir dari seorang anak perawan (Yesaya 7:13,14) ini telah di genapi (Lukas1:26-35).
b) Di nubuatkan bahwa Kristus akan lahir di Betlehem (Mikha 5:2). Ini telah di genapi (Matius 2:1-11).
c) Telah di nubuatkan bahwa seorang pelopor akan menyediakan jalan untuk Tuhan (Yesaya 40:3; Maleakhi 3:1,2) ini telah di genapi (Yohanes 1:22,23; Markus 1:3).
d) Di nubuatkan bahwa Yesus akan memasuki Yerusalem dengan menaiki “seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zakharia 9:9) ini telah digenapi (Matius 21:1-9).
e) Di nubuatkan bahwa Juruselamat kita akan di khianati oleh seorang teman baik (Mazmur 41:10) hal ini sekarang telah menjadi sejarah (Markus 14:43-49).
f) Di nubuatkan bahwa harga dari penghianatan itu berjumlah tiga puluh keping perak dan bahwa penghianat itu akan mengembalikan jumlah itu (Zakharia11:12,13) telah digenapi dalam (Matius 27:3-10).
g) Di nubuatkan bahwa Dia akan dinodai dan diludahi (Yesaya 50:6) ini sekarang telah menjadi sejarah (Yohanes 19:1; Markus 14:65; Matius 27:27-31).
h) Di nubuatkan bahwa Yesus akan menderita sengsara dengan membisu sebagaimana seekor anak domba (Yesaya 53:4-7)
i) Di dalam Mazmur 22:19; kita dapati: “mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubahku.”
Dapat lagi diberikan nubuatan -nubuatan yang lain mengenai Mesias itu yang telah digenapi, akan tetapi yang disini sudah mencukupi. Walaupun begitu, barangkali kita harus membicarakan suatu nubuatan yang lain yang menjadi saksi akan penggenapan. Paulus menubuatkan bahwa beberapa orang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajran setan-setan mereka melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah. (1Timotius 4:1-3). Gereja Roma Katholik telah menggenpi nubuatan ini. Mereka itu melarang orang-orang tertentu untuk menikah dan menyuruh anggota-anggoatanya untuk tidak memakan daging pada hari-hari dan musim-musim yang tertentu. Bagaimanakah Paulus dapat mengetahui bahwa hal ini akan terjadi? Satu-satunya penjelasan ialah bahwa dia dituntun oleh Roh Kudus. Tidak ada jalan yang lain untuk menerangkan tentang penggenapan dari segala kejadian-kejadian yang diramalkan.
9. Wahyu ilahi dari pada Alkitab itu terbukti sepenuhnya oleh ucapan-ucapannya mengenai keadaan bulat dari bumi yang bulat dan berputar pada porosnya. Beratus-ratus tahun sebelum manusia pernah memimpikan yang seperti itu, Allah berkata: “Allah membetangkan utara di atas kekosongan dan menggantungkan bumi pada kehampaan.” (Ayub 26:7). Tidak seorang ahli ilmu pengetahuanpun yang pernah memberikan suatu lukisan yang lebih baik mengenai bumi ini dari pada gambaran ini.
Yesaya mengatakan: “Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi.” (Yesaya 40:22). Tidak ada manusia pada waktu itu yang akan berkata tentang “bumi bulat”, sebab menurut pikiran orang pada waktu itu, bumi ini adalah datar. Yesus berbicara tentang kedatanganNya kedua kalinya, mengatakan bahwa Dia akan datang diwaktu siang dan malam hari. (Lukas 17:31,34). Selama bertahun-tahun ucapan ini merupakan pasal yang sulit. Orang heran, bagaimana Yesus akan datang di dalam kedua waktu itu, yaitu diwaktu siang dan diwaktu malam. Musuh-musuh dari Alkitab itu mendakwakan bahwa ini adalah hal yang bertentangan. Akan tetapi pasal itu sekarang sudah mudah oleh kerena orang telah megetahui bahwa apabila hari siang pada satu bagian dunia maka malamlah pada bagian lain. Sebab itu kapan saja Yesus datang, Dia akan datang diwaktu siang dan diwaktu malam hari. Kebenaran ini ditempatkan di dalam Alkitab itu beratus-ratus tahun sebelum orang pernah memimpikan hal yang seperti itu. Bagimanakah kita memperkirakan hal itu? Hanya ada satu jawaban: penulis dituntun oleh suatu kuasa yang dari tempat tinggi.
10. Yosephus mengakui kebenaran dari Alkitab itu mengenai Kristus : “Nah, kira-kira pada waktu itu hiduplah Yesus, seorang manusia yang berhikmat; kalaupun ada sebabnya untuk menyebutkannya, manusia, sebab Dia banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ajaib, seorang guru dari beberapa orang dan mereka semua menerima kebenaran itu dengan bersuka hati. Dia menarik banyak orang kepadaNya baik orang Yahudi dan orang-orang kafir.
Dia itulah Kristus. Dan ketika Pilatus, atas anjuran dari pada orang-orang, telah menjatuhkan atas dia hukuman mati di kayu salib, mereka yang mengasihiNya dari mulaannya tidak meninggalkannya, sebab dia menampakkan diriNya kepada mereka bahwa Dia bangkit kembali pada hari yang ketiga, sebagaimana hal-hal itu telah di nubuatkan oleh nabi-nabi beserta dengan perbuatan beribu-ribu hal-hal lain yang ajaib mengenai Dia.
Ahli sejarah yang terkemuka ini hidup kira-kira tahun 37 Masehi sampai kira-kira 100 Masehi. Dengan demikian dia mempunyai kesempatan yang luas untuk meneliti tuntutan-tuntutan yang dibuat yang berhubungan dengan Yesus. Dia itu bukannya orang Kristen dan oleh karena itu, ia tidak berusaha untuk mendirikan hak-hak kekristenan; dia itu adalah seorang ahli sejarah dan hanyalah mencatat sejarah sebagaimana yang dijumpainya. Yosephus mengatakan bahwa Kristus itu hidup; bahwa Dia itu adalah seorang “manusia yang berhikmat kalaupun boleh untuk menyebut Dia manusia” bahwa Dia itu membuat pekerjaan-pekerjaan yang ajaib; bahwa Pilatus telah menjatuhkan hukuman mati di kayu salib atas Dia; bahwa Dia telah bangkit pada hari yang ketiga dan menampakkan diriNya kepada murid-muridNya. Maka dengan demikian tulisan dari seorang ahli sejarah zaman dahulu kala yang bukan orang Kristen membenarkan Perjanjian Baru itu.
Bahwa Alkitab itu dapat dipercayai dikuatkan juga oleh ahli-ahli sejarah lainya dari zaman dahulu kala : Gayus Cornelius Tacticus, lahir pada kira-kira pertengahan dari abad pertama dan mati pada kira-kira tahun 117 Masehi dan Pliny, “Yang lebih muda” 62 - 114 tahun Masehi.
Kita percaya bahwa Alkitab itu adalah di wahyukan oleh Allah karena tidak ada manusia yang dapat memperbaikiNya. Segala pekerjaan manusia dapat diperbaiki. Ingat sajalah akan perbaikian-perbaikan yang telah diperbuat di bidang ilmu pengetahuan, Industri, pendidikan dan di dalam setiap bidang. Buku-buku yang lama dibuang untuk digantikan dengan yang telah diperbaiki. Akan tetapi sebuah buku yang telah disempurnakan kira-kira dua ribu tahun yang lalu bertahan terus sebagai buku yang paling laku di dunia ini. Buku itu menghiasi hampir setip rumah dan kata-katanya ada di bibir berjuta-juta manusia. Orang-orang yang membenci Alkitab telah menggali kuburan untuk buku itu. Faham yang tidak memperkenankan buku itu telah menyalakan berikat-ikat kayu api dalam jumlah besar untuk membakar buku itu. Banyak orang-orang Yudas telah menghianatiNya dengan ciuman, banyak orang-orang Demas telah meninggalkanNya, akan tetapi Firman Allah itu masih terus berlaku. Tidak ada seorang manusiapun yang pernah sanggup untuk memperbaikinya atau untuk memberikan kepada kita sebuah Alkitab yang lebih baik. Apakah hal itu tidak ganjil? Sama sekali tidak! Hal itu telah dituliskan oleh penulis-penulis ilahi.
Pasal X
SIDANG JEMAAT ITU PERCAYA BAHWA ALKITAB ITU ADALAH FIRMAN ALLAH YANG HARUS DI BERITAKAN SESUAI DENGAN KEBENARAN
I. Pengantar
1. Paulus menyuruh Timotius untuk memberitakan Firman kebenaran. “Usahakanlah supaya engakau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2Timotius 2:15). Banyak guru-guru, penginjil, dan pengkhotbah yang tidak mempunyai pemikiran yang demikian mengenai Alkitab. Mereka tidak mengetahui bahwa setiap manusia yang percaya harus berusaha untuk membagikan firman kebenaran itu sesuai dengan kebenaran. Mereka hanya condong memberitakan kepada saudara tentang pertobatan di dalam Mazmur dan Kisah para rasul.
II. Pembagian dari masing-masing kitab.
1. Suatu golongan yang benar dari kitab-kitab itu membuat firman Allah itu lebih muda dipelajari. Perjanjian Lama itu terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.
2. Di dalam Perjanjian Lama kita jumpai kitab-kitab tentang hukum, sejarah, puisi, dan nubuatan. Lima kitab yang pertama disebut kitab-kitab hukum sebab di dalamnya terdapat hukum Taurat Musa. Dua belas kita yang berikutnya di golongkan sebagai kitab-kitab sejarah. Di dalamnya terdapat enam kitab-kitab Puisi, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan Ratapan. Keenam belas kitab lainnya di golongkan sebagai kitab-kitab nubuatan. Sudah tentu bahwa penggolongan ini tidak membuat pokok-pokok yang lain tidak termasuk di dalamnya.
3. Di dalam Perjanjian Baru kita jumpai Injil, sejarah pertobatan, surat-surat dan nubuatan. Keempat kitab yang pertama disebut Injil, Kisah para rasul dikenal sebagai kitab sejarah pertobatan. Kedua puluh satu kitab berikutnya adalah surat kiriman kepada sidang-sidang jemaat dan orang-orang Kristen. Kitab Wahyu digolongkan sebagai kitab nubuatan.
III. Pembagian-pembagian menurut hukum-hukum yang berlaku.
Suatu pembagian yang benar di dalam hukum-hukum itu tidak dapat disisihkan. Pembagiannya menjadi tiga bagian, yaitu zaman Bapak-bapak, zaman Musa dan zaman Kristen.
1. Zaman Bapak-bapak.
Nama zaman ini yaitu zaman Bapak-Bapak yang berasal dari Bapak Keluarga atau suku. Dengan sistem ini Bapak Keluarga itu menjadi nabi, imam dan orang yang memerintah. Dia mengarahkan persoalan-persoalan keluarga, juga mengenai keagamaan maupun yang bersifat pemerintahan. Allah berfirman kepada kepala Keluarga dan kepala keluarga itu menyampaikan firman itu kepada anggota keluarganya.
a. Cara yang demikian ini disebut sistem kekeluargaan tentang agama sebab masing-masing keluarga diberikan kebebasan dibawah tuntunan Allah untuk melakukan urusan-urusannya sendiri. Apa yang menjadi perintah untuk suatu bapak keluarga tidak merupakan suatu hukum bagi bapak keluarga yang lain. Sebagai contoh: Allah menyuruh Nuh membuat suatu bahtera, akan tetapi bapak keluarga yang lain tidak menerima perintah seperti itu. Abraham disuruh untuk mengadakan persiapan untuk mengorbankan Ishak anaknya, akan tetapi perintah itu tidak dikenakkan kepada kepala-kepala keluarga yang lain.
b. Mereka tidak mempunyai sistem agama/hukum yang tertulis. Allah berfirman langsung kepada kepala dari keluarga-keluarga di dalam suku itu.
c. Sistem agama ini berlangsung kira-kira 2500 tahun, dari sejak Adam sampai kepada pemberian hukum Taurat dibukit Torsina.
2. Zaman Musa (Zaman Hukum Taurat).
a. Sistem ini timbul oleh sebab janji anugrah yang dibuat kepada Abraham “Aku akan membuat engaku menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kejadian 12:2). Hukum itu adalah suatu hasil dari pada perjanjian itu. Dan hukum itu diberikan 430 tahun kemudian setelah perjanjian itu dibuat. (Galatia 3:16,17). Agar perjanjian itu dapat dipenuhi, Allah memberikan kepada mereka suatu perintah, Hukum Musa, yang menuntun mereka di dalam hal-hal keagamaan dan ketatanegaraan.
b. Sistem Yahudi atau sistem Musa itu adalah sistem agama manusia yang tertuli untuk pertama kali. Keturunan Abraham di waktu perjalanan mereka keluar dari Mesir, di bawah kekaki Bukit Torsina, dan Allah memberikan mereka sepuluh hukum yang tertulis di atas dua loh batu. (Keluaran 19:20). Pada saat itulah orang mempunyai suatu “Kitab”
c. Ibadah dengan sistem keluarga di perluas dan di kembangkan menjadi suatu sistem nasional. Suku ini mengikuti administrasi pemerintahan, bukan lagi masing-masing bapak mereka menjadi seorang yang memerintah atau sebagai raja. Hal yang sama juga terdapat di bidang imamat. Suatu suku mengabdikan waktunya untuk jabatan imamat. Mereka mempunyai satu tempat pemujaan yang bersifat nasional dan satu rumah Allah yang bersifat nasional.
d. Peraturan Yahudi itu adalah untuk tetap membuat anak Cucu Abraham itu sebagai suatu bangsa yang terpisah dan berlainan sampai benih yang di janjikan (Kristus) itu datang. (Galatia 3:16-19). Pengasingan pihak lain khusus dari pada peraturan Musa disebutkan “tembok pemisah”, sebab peraturan itu memisahkan antara oang Yahudi dan bangsa-bangsa lain (Efesus 2:14).
e. suatu fungsi yang lain dari pada hukum itu ialah sebagai “hanya bayangan saja dari keselamatan yang akan datang itu” (Ibrani 10:1). Tuhan mempergunakan sistem ini untuk menggambarkan jenis-jenis dan bentuk-bentuk yang lebih mulia dari pada yang akan datang. Paulus berkata “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, dimana zaman akhir telah tiba” (1Korintus 10:11). Pengembaraan di hutan belantara adalah simbol untuk orang-orang Allah dibawah Perjanjia Baru. Kemah dan Bait Allah adalah jenis-jenis dari pada Sidang Jemaat itu di dalam peraturan ini. Anak domba yang dikorbankan berdasarkan hukum Taurat adalah sebagai contoh saja dari pada Kristus, anak Domba Allah yang harus mati karena dosa-dosa dunia ini. Hagar, Ismael, Sarah dan Ishak dipakai oleh Paulus untuk menggambarkan kedua sistem itu. Musa adalah suatu contoh dari pada Kristus yang akan datang. Sesungguhnya siapa yang mau mengetahui agama Kristen hendaknya terlebih dahulu mengenal akan Perjanjian Lama.
f. Suatu tujuan lain dari pada hukum itu ialah untuk menjadikan sebagai seorang guru atau sekolah pelatih yang membawa manusia itu kepada Kristus. Dunia ini tidak dipersiapkan untuk menerima Kristus dan Injil-Nya. Guru inilah yang harus melatih dan mendidik manusia dan membawa mereka kepada Kristus. Dengan memperkenalkan perjanjian yang pertama untuk melatih kita, bahwa kita dipersembahkan untuk yang kedua.
g. Hukum Taurat itu adalah bercacat : “Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.” (Ibrani 8:7). Paulus juga menyatakan bahwa hukum itu adalah lemah : “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.” (Roma 8:3). Satu kenyataan akan kelemahannya ialah bahwa tidak ada keampunan dosa dan keampunan kesalahan yang sempurna. Semua dari pada korban-korban yang begitu banyak dipersembahkan di atas mesbah (tempat pemujaan) Allah hanyalah memberi hasil bahwa dosa-dosa itu begitu juga wujudnya yang penuh dosa bergerak maju dari tahun ketahun : “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah jantan menghapuskan dosa.” (Ibrani 10:4).
h. Allah merencanakan bahwa peraturan Yahudi itu adalah bersifat sementara. Peraturan itu hanya berlaku “.....sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu...” (Galatia 3:19). Kita tidak membiarkan menerka apa identitas dari pada benih itu, sebab Paulus mengatakan : “....kepada keturunanmu, yaitu Kristus” (Galatia 3:16). Maka dengan demikian syarat Taurat itu diahkiri oleh Kristus.
3. Zaman Kristus/hukum Kristus.
a. Sistem hukum ini tumbuh dari pada janji rohani yang diberikan kepada Abraham : “....dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kejadian 12:3). Kita menjumpai pembaharuan dari pada janji itu di dalam kata-kata yang berikut : “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat...” (Kejadian 22:18). Segala kaum dan segala bangsa diatas bumi akan mendapat berkat oleh seorang keturunan dari pada Abraham. Keturunannya itu ialah Kristus yang mati untuk kita dan menjadi perantara dari pada suatu perjanjian yang lebih baik.
b. inilah perjanjian Baru itu yang dinubuatkan oleh Yeremia : “Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman Tuhan. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman Tuhan : Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Yeremia 31:31-33). Paulus menyatakan bahwa nubuatan ini tentang Perjanjian Baru itu telah dipenuhi (Ibrani 8:6-13). Maka oleh karena itu Allah telah memberikan kepada kita suatu perjanjian yang baru dan kita sekarang hidup di dalam perjanjian itu.
c. perobahan imamat mengakibatkan perlunya perobahan Hukum Taurat itu : “Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu.” (Ibrani7:12). Yesus Kristus itulah Imam Besar, di dalam imamat yang baru itu (Ibrani 9:11), dan setiap anak-anak Allah mereka menjadi imam (1Petrus 2:5). Karena imamat itu telah ganti, maka hukum Taurat itupun haruslah berubah. Maka oleh kerena itu kita di dalam suatu hukum yang berlainan dengan yang diberikan kepada orang-orang Yahudi.
d. Kristus datang untuk “....sungguh Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu. Yang pertama ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.” (Ibrani 10:9). Inilah salah satu tujuan kedatangNya. Yang kedua telah ditetapkan-Nya, maka oleh sebab itu yang pertama telah ditolak-Nya.
e. Kristus telah menolak hukum Taurat itu dengan memakukannya di atas kayu salib : “dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.” (Kolose 2:14). Kristus lahir di bawah kekuasaan hukum Taurat (Galatia 4:4,5). Dan hidup di bawah kekuasaan hukum Taurat dan pada ahkirnya mati di bawah kekuasaan hukum itu untuk menggenapinya (Matius 5:17). Kristus hidup dan mati di dalam zaman hukum Taurat. Perkara-perkara yang terjadi sebelum kematian-Nya adalah sebelum hukum Kristus itu berlaku.
f. Hukum Kristus itu tidak dapat berlaku hingga Kristus mati : “Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.” (Ibrani 9:16,17). Kita dapat memahami ini karena kita senantiasa melihatnya dipertunjukkan. Kita mengetahui bahwa tidak ada wasiat yang berlaku sebelum yang pembuat wasiat itu meninggal. Paulus menyatakan bahwa kematian Kristus di atas kayu salib menggenapi dan mengakhiri hukum Taurat itu. (Kolose 2:14), dan kemudian hukum Kristus itu dijalankan.
g. Hukum Kristus itu diberikan kepada segala bangsa: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..” (Matius 28:19). “....Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Markus 16:15). Tembok pemisah yang di tengah itu yang berdiri diantara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi telah dirobohkan (Efesus 2:14). Kedua-duanya dapat di damaikan kepada Allah di dalam satu tubuh (Efesus 2:16), yaitu Sidang Jemaat itu. Oleh karena itu : “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Galatia 3:28).
h. Sekarang di zaman Kristus/hukum Kristus itu kita harus taat kepada Kristus. Musa menubuatkan : “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” (Ulangan 18:15). Petrus mengajarkan bahwa nubuatan ini telah dipenuhi, dan tiap-tiap orang yang tidak mendengarkan nabi itu akan ditumpas dari antara umat kita. (Kisah para rasul 3:22,23). Inilah yang dibuktikan sekali lagi di dalam perubahan rupa Kristus. Rupa Kristus berubah dan Musa dan Elia juga kelihatan pada waktu itu. Petrus ingin mendirikan tiga kemah untuk tiga oknum itu. Tetapi rencana itu ditolak oleh Firman Allah yang berikut : “dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5). Pernah ada suatu masa dimana manusia itu harus mendengan akan Musa dan Elia, akan tetapi serang kita wajib mendengar akan Anak Allah. Paulus menyatakan : “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segalah yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” (Ibrani 1:1,2)
IV. Pencuri di kayu salib.
mengenai pokok ini perlu menjawab suatu pertannyaan yang berulang kali di lakukan : bagaimana tentang pencuri yang tersalib disamping Yesus? Apabila baptisan itu adalah hakiki untuk keselamatan, mengapa pencuri tersebut tidak di baptiskan?
Saudara-saudara, kita tidak berani memikirkan bahwa Kristus itu akan menyanggah Diri-Nya sendiri dan bahwa Dia berada di dalam suatu keadaan sukar di mana pilihan harus diadakan antara dua kemungkinan yang kedua-duannya adalah buruk. Namun, baptisan itu adalah hakiki untuk memperoleh keselamatan. (Marukus 16:16; Kisah para rasul 2:38; 22:16; 1Petrus 3:20,21). Kalau begitu, bagaimana pencuri itu?
1. Yang pertama, Injinkanlah kami untuk membayangkan lebih dahulu bahwa tidak dapat dibuktikan bahwa pencuri itu tidak pernah dibaptiskan. Yohanes Pembaptis berjalan mengelilingi negeri itu sambil membaptiskan dan orang itu yang menurut kenyataan adalah mungkin seorang itu telah dibaptiskan serupa halnya dengan yang lain (Lukas 7:29,30; 3:21).
2. Yang kedua, kita lihat bahwa tidak ada pertentang di dalam pengajaran Kristus, sebab kejadian ini terjadi di bawah hukum Taurat Musa. Kekuasaan hukum Taurat Musa belum habis pada waktu itu, sebab Yesus belum mati di atas kayu salib; Dia masih hidup. Belum ada orang yang diperintahkan pada waktu itu untuk membaptiskan orang dengan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Pencuri itu hidup dan mati di dalam suatu sistem hukum yang berbeda dengan sistem hukum dimana orang hidup sekarang. (Kolose 2:14).
3. Yang ketiga, tidak ada pertentangan, sebab “Anak manusia berkuasa mengampuni dosa...” (Lukas 5:24). Ketika berbicara ditengah-tengah manusia di atas bumi, Dia dapat berkata kepada orang buta “Melihatlah”; kepada yang tuli “Mendengarlah”; kepada yang sakit “Bangunlah engkau, dan angkatlah tempat tidurmu”; dan kepada orang yang bersalah karana berdosa : “Dosa-dosamu telah diampuni”. Kristus mempunyai kuasa di atas bumi; demikianlah halnya sebelum wasiatNya berlaku, sebab wasiat itu tidak dapat berlaku sebelum Kristus itu mati. Untuk membuktikan ini, marilah kita membaca apa yang dikatakan Firman Tuhan oleh Paulus : “Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.” (Ibrani 9:16,17). Tetapi sejak kematian Kristus dan sejak wasiatnya itu berlaku maka wasiatnya itu wajilah dilaksanakan menurut petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya. Sengsaralah orang yang mengobahnya!
Yang pertama (Ibrani 10:9)
Yang Kedua (Ibrani 10:9)
1.
Perjanjian Lama (2Korintus 3:14).
1. Perjanjian Baru (2Korintus 3:6).
2. Ditolak (Ibrani 10:9).
2. Disahkan(Ibrani 10:9).
3. Dengan perantaraan nabi-nabi (Ibrani 1:1,2).
3. Melalui Kristus (Ibrani 1:1,2)
4. Diberikan khusus kepada orang-orang Yahudi
(Kejadian 17:13).
4. Diberikan kepada segala bangsa (Markus 16:15,16).
5. Dituliskan di atas loh batu (2Korintus 3:7).
5. Dituliskan pada hati manusia (2Korintus 3:3).
6. Bayangan dari yang akan datang (Ibrani 10:1).
6. Kebenaran (Ibrani 8:1,2).
7. Korban yang sama, yang terus-menerus dipersembahkan (Ibrani 10:1)
7. Mempersembahkan korban satu kali saja untuk semuanya (Ibrani 7:27).
8. Darah lembu -kambing
(Ibrani 10:1-4). 8.
Darah Kristus (Ibrani 9:14) 9. Kambing lembu sebagai korban yang mati (Ibrani 9:13)
9. Tubuh manusia sebagai korban yang hidup (Roma 12:1).
10 Suatu peringatan akan dosa-dosa (Ibrani 10:3).
10 Dosa-dosa diluputkan diri ingatan (Ibrani8:12).
11 Tidak membawa kepada kesempurnaan (Ibrani 7:19).
11 Sempurna atau lengkap di dalam
Kristus (Kolose 1:28). 12
Menyunatkan daging (Kejadian 17:9-11). 12
Sunat hati yang rohani (Roma 2:29). 13
Sistem hukum yang langsung mendatangkan hukum (2Korintus 3:9). 13
Sistem hukum yang mendatangkan kebenaran melimpah (2Korintus 3:9).
14 Imamat suku bangsa Lewi (Ibrani 7:11).
14 Masing-masing orang Kristen menjadi imam (1Petrus 2:5).
15 Imamat jasmani dan hukum Taurat (Ibrani 7:12).
15 Imamat rajani dan Hukum Kristus
(Ibrani 7:12).
16
Bercela (Ibrani 8:7).
16
Hukum yang sempurna (Yakobus 1:25).
17
Di hapuskan (Kolose 2:14).
17
Kekal (2Korintus 3:11).
Pasal XI
Sidang Jemaat itu tidak berpihak
I. Pengantar
Sidang jemaat Kristus adalah lembaga yang tidak berpihak. Apabila kita mengatakan tidak berpihak, maka maksud kita bukanlah berpihak seluruhnya. Ada orang yang mengatakan tidak berpihak, akan tetapi pada hakekatnya ada berpihak seluruhnya. Mereka berpihak dengan cara mempunyai pandangan yang baik-baik terhadap semua golongan yang berpihak-pihak. Sidang Jemaat Kristus tidak berpihak di dalam hal bahwa sidang jemaat itu mempunyai pendiri yang bertentangan dengan faham perpihak-pihakan.
II. Faham perpihak-pihak adalah bertentang dengan Alkitab.
Adalah jelas bahwa faham perpihak-pihakan berlawanan dengan Alkitab. Sebagai contoh periksalah yang berikut:
No
Faham perpihak-pihakan
No
Agama Kristen yang tidak berpihak
1.
Banyak tubuh/gereja-gereja.
1
Satu tubuh
(Matius 16:18;
1Korintus 12:20).
2
Di bangunkan oleh manusia
2
Di bangunkan oleh Kristus (Matius 16:18).
3.
Kepalanya adalah Manusia
3.
Kepalanya ialah Kristus (Efesus 1:22,23).
4.
Kepercayaan manusia
4
Alkitab itu sebagai satu-satunya kepercayaan (2Timotius 31:16,17).
5.
Memakai nama-nama-nama manusia.
5
Segala sesuatu memakai nama Kristus (Kolose 3:17)
6
Mengikuti manusia
6
Mengikuti manusia adalah terkutuk
(1Korintus 1:10-13).
7
Sejumlah besar dari pada gereja-gereja tidak dikenal di dalam Alkitab.
7
Disebutkan di dalam Alkitab (Roma 16:16).
8.
Keanggotaan didalam gereja-gereja golongan (Yang berpihak-pihak) tidaklah mutlak untuk keselamatan.
8
Kenggotaan di dalam sidang jemaat Kristus adalah mutlak untuk keselamatan.
(Efesus 5:23).
9
Mengkhotbahkan banyak Injil
9
Apabila ada orang yang mengkhotbahkan suatu Injil lain, dia itu terkutuk
(Galatia 1:8,9).
10
Peraturannya berubah-rubah tiap beberapa tahun
10
Alkitab itu kekal
(Matius 24:35).
11
Banyak Iman
11
Satu Iman (Efesus 4:5).
12
Banyak jenis baptisan
12
Satu Baptisan (Efesus 4:5).
13
Bergabunglah dengan gereja-gereja yang lain
13
Allah menambahkan mereka ke dalam “Sidang jemaat” (Kisah para rasul 2:47).
14
Menyatakan gereja meraka adalah cabang-cabang dari Sidang jemaat itu.
14
Yesus bersabda : “Tinggallah di dalam Aku”
(Yohanes 15:1-6).
15
Berjalan dengan aturan-aturan yang berlain-lainan.
15
Berjalan menurut aturan yang sama (Filipi 3:16).
16
Berterima kasih kepada Allah oleh karena begitu banyak gereja-gereja
16
Yesus berdoa untuk menjadi satu (Yohanes 17:20,21).
17
Mengatakan bahwa ajarannya tidak mempunyai akibat yang berkelanjutan.
17
Ingatlah akan ajaranmu untuk keselamatan dirimu dan orang lain
(1Timotius 4:16)
III. Timbullah agama Katholik dan faham perpihak-pihakan.
Tuhan mendirikan sidang jemaat-Nya kira-kira dua puluh dua tahun yang lalu. Lembaga yang kudus ini tetap suci dan tidak rusak selama suatu waktu. Kemudian pengikaran agama yang diramaikan mulailah terjadi (Kisah para rasul 20:30; 2Tesalonika 2:1-4; 1Timotius 4:1-3). Suruhan-suruhan dan ciptaan manusia membawa kepada perkembangan selangkah demi selangkah dari pada Gereja Katholik. Kemudian pada suatu hari orang berusaha untuk mengadakan pembaharuan di dalam gereja Katholik itu, akan tetapi hasil dari pada usaha-usaha itu hanyalah untuk kepentingan mereka, sehingga menyebahkan lahirnya faham perpihak-pihakan adalah turunan dari katholikisme. Akan tetapi sidang jemaat (gereja yang didirikan oleh Yesus dan rasul-rasul di dalam abad pertama) itu bukanlah gereja Katholik dan bukan pula gereja Protestan, akan tetapi Sidang Jemaat Kristus, gereja yang sebenarnya. Anggota-anggotanya bukanlah orang Katholik dan bukan orang protestan, akan tetapi hanyalah orang Kristen saja.
IV. Pemilihan agama Kristen yang tidak berpihak.
Pada permulaan abad kesembilan belas orang memperkenalkan kepada dunia ini suatu pernyataan yang tersebar dengan kecepatan yang mengagumkan dan yang mengubah sama sekali dunia agama, (mengadakan revolusi di dalam dunia agama). Pada peredaran abad itu terjadi usaha-usaha simultan yang tersebar luas di Amerika Serikat untuk memulihkan kepada dunia ini agama Kristen Perjanjian Baru. Orang-orang ini bukanlah bekerja untuk membaharui suatu gereja yang lain ciptaan manusia, akan tetapi mereka berusaha untuk memulihkan gereja (Sidang Jemaat) yang sesungguhnya yang telah lenyap bagi orang banyak disebabkan oleh ajaran-ajaran (doktrin) dari pada katholikisme dan faham perpihak-pihakan. Orang-orang yang mengadakan pemulihan itu memajukan suatu permintaan kepada manusia supaya mereka hanya menjadi anggota dari sidang jemaat Kristus saja. Mereka mengetahui, bahwa apabila mereka berbuat apa yang dilakukan orang di dalam abad pertama itu, mereka hanya akan menjadi sama dengan orang di dalam abad pertama itu. Mereka mengetahui bahwa benih yang sama akan menghasilkan tanaman yang sama dan sidang jemaat Kristus yang sama.
Kita catat pekerjaan-pekerjaan dari beberapa diantara orang-orang ini sebagai berikut:
1. James O’Kelly dan yang lain-lainnya meninggalkan gereja Methodist pada tanggal 25 Desember 1793 dan selama satu waktu memakai nama “Methodist Republikan”. Akan tetapi di dalam tahun 1801 mereka memutuskan untuk memperkenalkan dirinya sebagai “orang-orang Kristen” saja, untuk mengakui tidak adanya kepala yang lain dari gereja Kristus itu selain Kristus, dan tidak mempunyai kepercayaan lain selain kepercayaan dari Alkitab.
2. Seorang dokter, Dr. Abner Jones, seorang Baptist, mengkhotbahkan bahwa golonganisme dan nama-nama sekte dan kepercayaan-kepercayaan lain haruslah dihapuskan. Elias Smith, seorang pengkhotbah Gereja Baptist, menggabungkan diri dengan gerakan Dr.Jones dan diikuti oleh seluruh jemaat ke dalam gerakan itu.
3. Chester Bullard memutuskan hubungannya dengan Gereja Methodist sebab ia dapat mempercayai bahwa diselamkan ke dalam air adalah tindakan pembaptisan yang sesungguhnya,. Akan tetapi di menolak diselamkan oleh orang-orang Baptis sebab dia tidak percaya kepada mereka. Bullard pada akhirnya dibaptiskan oleh seorang kawannya. Dia memberikan khotbah pada malamnya sesudah ia dibaptiskan, dan pada akhirnya ia mendrikan beberapa sidang jemaat.
4. Gerakan pemulihan yang terbesar dipimpin oleh Barton W. Stone, seorang pengkhotbah yang terkemuka. Stone pada mulanya adalah seorang pengkhotbah dari gereja presbyterian, akan tetapi khotbahnya begitu berbeda dengan kepercaayaan gereja itu. Pengakuan Imam Westminister, sehingga synode mengeluarkannya beserta beberapa orang lainnya keluar dari gereja itu. Pada mulannya mereka ini membentuk suatu organisasi Gereja Presbyterian merdeka : Gereja Presbyterian Sprinngfield. Kira-kira setahun kemudian mereka merasa bahwa perbuatan yang demikian itu tidaklah berdasarkan Kitab Suci, lalu mereka mengadakan pernyataan menyerah. Bersamaan dengan tindakan ini mereka membuat dokumeen yang terkenal, yaitu “Kehendak Terakhir dan Wasiat dari Gereja Presbyterian Springfield”, tanggal 25 Juni 1804. Inilah beberapa pernyataan dari wasiat itu:
a. “Kami berkehendak, agar badan ini mati, dileburkan dan terbenam menjadi satu di dalam tubuh Kristus secara bebas”.
b. “Kami berkehendak, supaya nama kebesaran kami beserta titel kehormatannya dilupakan”.
c. “Kami berkehendak, supaya kuasa yang ada pada kami untuk membuat peraturan-peraturan untuk pemerintahan gereja dengan melaksanakannya melalui kuasa yang di delegasikan, berakhir untuk selama-lamanya”.
d. Kami berkehendak, supaya Sidang Jemaat Kristus mulai menjalankan lagi haknya yang asli untuk menjalankan pemerintahan di dalamnya”.
e. “Kami berkehendak, supaya untuk seterusnya orang mengambil Alkitab itu sebagai satu-satunya pembimbingnya”.
Wasiat itu adalah menjadi bukti yang meyakinkan bahwa mereka tidak mendirikan suatu gereja baru yang berpihak. Mereka meleburkan suatu gereja yang berpihak untuk tidak menjadi berpihak. Di dalam beberapa tahun kelompok ini telah beribu-ribu jumlah anggotanya.
5. Thomas Campbell, Seorang Pengkhotbah Presbyterian dari Scotlandia pergi ke Amerika dalam tahun 1807. Menurut penyelidikan orang-orang Presbyterian dia adalah terlalu liberal, lau dia menarik diri dari gereja itu. Di dalam suatu perhimpunan dari orang-orang yang mempunyai pandangan yang sama, yang diadakan di dalam suatu rumah pertanian yang tua, Campbell berbicara dan menyimpulkan pembicaraannya dengan prinsip yang berikut : “Dimanan Kitab Suci itu berbicara; disitulah kita berbicara; dimana Kitab Suci itu tidak berbicara, disitulah kita berdiam diri”. Prinsip itu diterima dan itulah permulaan dari suatu gerakan yang lain. Ada banyak kebenaran yang fundamentil yang tidak dipahami mereka, akan tetapi prinsip ini menuntun mereka ke dalam kebenaran itu satu persatu. Pada tanggal 17 Agustus 1809 diambillah keputusan, bahwa mereka itu akan menyatukan diri secara resmi di dalam suatu badan yang teratur tetap, yang di kenal sebagai “Christian Assovciation of Washington” (Persatuan Orang-orang Kristen di Washington).
6. Alexander Campbell, anak dari Thomas Campbell, tiba di Amerika pada tanggal 29 September 1809. Dengan sungguh-sungguh di membenarkan gerakan pemulihan itu. Prinsip “Dimanan Kitab Suci itu berbicara; disitulah kita berbicara; dimana Kitab Suci itu tidak berbicara, disitulah kita berdiam diri”, lambat namun pasti akan memecahkan belenggu mereka yang berasal dari faham berpihak-pihakan. Mereka dibaptiskan tanggal 12 Juni 1812 oleh Ketua Buce, seorang pengkhotbah Baptist, diatas pengakuan imam seperti yang dilakukan oleh sida-sida itu atas permintaan Filipus (Kisah para rasul 8). Hal ini bertentangan dengan doktrin Baptis; maka oleh karena itu mereka tidak menjadi orang Baptis. Akan tetapi di dalam tahun 1813 orang-orang Campbell bergabung dengan suatu persatuan orang-orang Baptist, dengan syarat bahwa mereka dapat mengkhotbahkan apa saja dari Alkitab itu, dengan tidak mengindahkan kepercayaan yang mana juga pun di atas bumi ini. Akan tetapi karena orang-orang Baptis merasa tidak enak terhadap kelompok itu, perpecahan terjadi selangkah demi selangkah.
Di dalam tahun 1812 terjadilah peleburan diri di Lexington, Kentucky, di antara kekuatan orang-orang Campbell - yang berjumlah kira-kira dua belas ribu orang - dengan kekuatan orang-orang Barton W. Stone, menyatukan diri, ini berjalan terus oleh karena Firman Allah adalah yang menjadi penuntun mereka. Pada tahun 1835 gerakan-gerakan pemulihan itu dipersatukan di dalam suatu kepentingan bersama. Tidak ada kemungkinan bagi berbagai-bagai kelompok untuk menjadi berpisah-pisah apabila mereka mengkhotbahkan Firman Allah saja. Kenyataan bahwa dunia ini sudah begitu hebat di dalam Perpecahan hal ini adalah menjadi bukti bahwa tidak semunya mengkhotabhkan kebenaran Firman Allah.
Telah menjadi kenyataan didalam sejarah bahwa tidak seorangpun dari antara mereka ini yang menjadi pendiri dari gereja apapun juga. Mereka memutuskan hubungannya dengan kepercayaan yang membatasi, gereja-gereja ciptaan manusia untuk memilih hanya menjadi orang Kristen saja. Dengan kesanggupannya yang luar biasa itu Alexander Campbell mengemukankan pembelaannya dimuka umum dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh penggerak pemulihan yang lain. Inilah seluruhnya yang diperlukan untuk membuat gerakan itu berkembang. Anggota gereja-gereja buatan manusia menghentikan keanggotaannya dalam jumlah yang berkodi-kodi untuk menjadi orang Kristen yang tidak berpihak.
Maka jelaslah bahwa Sidang Jemaat Kristus itu bukanlah hanya suatu gereja yang juga berpihak. Gereja itu adalah sidang jemaat yang telah hidup dua puluh satu abad yang lalu. Setiap anggota telah ditambahkan kepada sidang jemaat itu oleh Tuhan sendiri (Kisah para rasul 2:47). Dan berhenti di situ sepanjang mengenai perhubungan gereja Sidang Jemaat yaitu kepada Gereja Sidang Jemaat Kristus yang tidak berpihak, dengan landasan yang tidak bersifat sekte, suatu kenyataan kepada dunia supaya kembali secara menyeluruh kepada Injil yang benar itu (yang asli).
Pasal XII
JEMAAT KRISTUS MELAKSANAKAN PENGINJILAN BERDASARKAN ALKITAB
I. Perlunya pengkhotbah.
Jemaat Kristus telah di tuduh dengan tuduhan palsu bahwa jemaat Kristus adalah anti perutusan Injil, sebab tidak mempunyai lembaga penginjilan yang lain selain dari pada jemaat setempat. Untuk membuktikan bahwa tuduhan itu tidak benar, yang berikut kami kemukakan:
1. Kristuslah yang memerintahkan supaya Injil itu diberitakan. Ia berfirman : “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak pecaya akan dihukum.” (Markus 16:15-16). Sangat penting mentaati bagian pertama dari perintah agung itu demikian pula bagian kedua. Ketaatan kepada bagian kedua tergantung kepada ketaaatan kepada bagian pertama; yaitu untuk menyampaikan Injil itu kepada mereka yang belum mengetahuinya.
2. Mustahil dapat memperoleh buah Injil dengan tidak lebih dahulu menaburkan benih kerajaan Allah. Di dalam perumpamaan tentang penabur, Yesus menempatkan seorang penabur benih lebih dahulu dari pada hasil buahnya (Matius 13:3-8; 8:23). Perumpamaan ini adalah bukti bahwa pemberitaan Injil itu tidak dapat disisihkan dari pada perkembagan kerajaan Kristus itu.
3. Iman tidak dapat dihasilkan bila Injil Kebenaran itu tidak dapat di dengar (Roma 10:17). Mendengarkan Firman Kristus dapat menghasilkan iman. Inilah satu sebab mengapa kita mempunyai Firman yang tertulis : “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” (Yohanes 20:30-31). Iblis mengetahui begitulah jalannya iman dapat dihasilkan. “Kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.” (Lukas 8:12b). orang-orang Korintus percaya dengan jalan ini: “dan banyak orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.” (Kisah para rasul 18:8b).
4. Orang tidak dapat tertarik hatinya kepada Allah apabila tidak diajarkan tentang Dia : “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada Akhir zaman. Ada Tertulis dalam kitab nabi-nabi: dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.” (Yohanes 6:44-45). Bapalah yang menarik orang-orang yang berdosa kepada Kristus lewat firman-Nya. Maka alangkah pentingnya apabila kita memberitakan firman Allah itu.
5. Yesus penempatkan pengajaran terlebih dahulu di dalam sistem pertobatan : “sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.” (Matius 13:15). Di dalam kutipan ini kita menjumpai susunan sebagai berikut:
(1) Pengajaran ; melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya.
(2) Mengerti.
(3) Berbalik atau bertobat.
(4) Penyembuhan atau Pengampunan.
Hal inilah yang harus memberi pengaruh kepada orang-orang Kristen tentang kewajibannya untuk membawa Injil itu. Tetapi menurut perbandingannya sebagaimana kita gagal untuk melaksanakan kewajiban kita memberitakan Injil itu kepada orang-orang yang tidak mengetahui, begitulah kita gagal untuk memberikan jalan keselamatan kepada mereka.
6. Firman Allah berkuasa untuk memberikan kelahiran di dalam proses kelahiran kembali : “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” (1Petrus 1:23). Sebagaimana tidak dapat terjadi kelahiran fisik tanpa seorang ayah, begitu jugalah tidak akan dapat terjadi kelahiran kembali tanpa diajarkan dari Firman Allah.
7. Jikalau tidak ada pemberitaan Injil, maka disitulah tidak terdapat penyelamatan. Paulus menekankan, kenyataan ini dengan mengatakan : “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentangan Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma 10:13-14). Marilah kita mulai dengan yang terakhir dari ayat ini dan kembali kepada yang pertama: Jika tidak ada yang memberitakan-Nya, berarti tidak ada yang mendengar; jika tidak ada yang mendengar, maka tidak ada yang percaya; jika tidak ada yang percaya berarti tidak ada yang berseru, jika tidak ada yang berseru, bararti tidak ada penyelamatan. Maka dengan demikian tidak ada bedanya apakah kita memulai dengan yang pertama lalu pergi kepada yang terakhir atau kita mulai dengan yang terakhir dan kembali kepada yang pertama, kita akan sampai kepada kesimpulan yang sama, yaitu Injil itu wajib diberitakan kepada mereka yang harus diselamatkan.
8. Ketidaktetapan pendirian dari beberapa sekte dapat dilihat di dalam hal bahwa mereka menegaskan Allahlah yang membuat manusia itu bertobat melalui pekerjaan langsung dari pada Roh Kudus, akan tetapi mereka melaksanakan kampanye penginjilan dan memberi nafkah kepada pemberita-pemberita Injil. Seandainya hal ini benar, maka tidaklah perlu berkhotbah. Ketetapan pendirian menuntut supaya mereka mundur dan berdiri dibelakang dengan berdiam diri lalu membiarkan Allah membuat orang-orang yang berdosa itu bertobat dengan cara itu. Seandainya saya termasuk di dalam keyakinan itu, maka saya akan melepaskan pemberita Injil itu. Untuk apa diperlukan seorang pemberita Injil untuk berkhotbah supaya jiwa-jiwa bertobat, kalau tokh mereka itu akan bertobat melalui pekerjaan langsung dari pada Roh Kudus itu yang terpisah dari firman?
II. Jemaat - lembaga ilahi perutusan Injil.
Lembaga perutusan Injil yang mana jugapun baik yang lebih besar maupuan yang lebih kecil dari jemaat setempat atau yang berbeda dengan itu tidaklah berdasarkan Kitab Suci. Di dalam abad pertama jemaat setempatlah yang menjadi satu-satunya lembaga penginjilan. Begitu berhasil penyebaran Injil itu melalui perantara itu sehingga Paulus hanya dalam beberapa tahun telah dapat menuliskan : “.....dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini Paulus, telah menjadi pelayannya.” (Kolose 1:23). Ini telah dicapai tanpa pertolongan dari pada alat-alat transportasi yang moderen. Kapankah manusia ini akan sadar bahwa mereka tidak dapat menciptakan lembaga-lembaga penginjilan yang seimbang, yang sudah secara sederhana diungkapkan dalam Perjanjian Baru.
Allah telah meletakkan diatas batu jemaat setempat tentang kewajiban untuk memberitakan Injil itu :
1. Hikmat Allah diberitakan melalui Jemaat itu : “Supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga” (Efesus 3:10). Jemaat itu adalah roda bagi lembaga perutusan Injil yang menjadi panti untuk memberikan kebenaran itu.
2. Roh Kudus itu telah membebani jemaat dengan pekerjaan untuk menjunjung kebenaran itu : “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1Timotius 3:15). Kenyataan bahwa Allah telah menentukan jemaat itu menjadi “tiang penopang dan dasar kebenaran” dari hal kebenaran ini menyingkirkan lembaga-lembaga perutusan buatan manusia.
3. Kita diajari untuk memuliakan Allah di dalam Jemaat-Nya : “bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin” (Efesus 3:21). Usaha untuk memuliakan Bapa di dalam beberapa lembaga manusia adalah perbuatan ketidaktaatan dan perlawanan terhadap Allah, yang memerintah.
4. Manusia diperintahkan untuk melakukan segala pekerjaan agama dengan nama Tuhan Yesus : “dan segalah sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kolose 3:17). Bekerja dengan nama Tuhan Yesus adalah bekerja dengan kuasa-Nya. Kuasa-Nya menuntut supaya orang-orang Kristen bekerja melalui jemaat sebagai satu-satunya lembaga perutusan Injil untuk memberitakan Injil itu. Bekerja melalui sesuatu lembaga perutusan Inji buatan manusia adalah merupakan pengingkaran untuk tetap tinggal di dalam kusa-Nya.
5. Lembaga penginjilan buatan manusia tidak mempunyai kepala, dasar lapangan atau missi yang berdasarkan Kitab Suci. Kristus bukan menjadi kepalanya, sebab Dia adalah kepala dari Jemaat-Nya; Kristus bukan menjadi dasar mereka, sebab menurut kenyataan bahwa Allah menjadikan Kristus dasar dari pada jemaat, dunia ini tidak dapat menjadi lapangannya, sebab dunia ini adalah lapangan dari pada jemaat; memberitakan Injil itu bukanlah menjadi missinya, sebab pemberitaan Injil itu adalah missi dari jemaat. Maka lembaga perutusan Injil adalah suatu organisasi yang tidak diperlukan, yang mempunyai kepala yang tidak berdasarkan Kitab Suci untuk menggalangnya dan suatu lapangan yang tidak berdasarkan Kitab Suci untuk lapangan kerjanya, dan suatu missi yang tidak berdasrkan Kitab Suci untuk perwujudannya.
6. Hikmat kita sebagai manusia menyanggupkan kita untuk melihat tidak effisiennya suatu organisasi yang seperti itu. Orang mengatakan bahwa organisasi itu memakai kira-kira lima puluh persen - ada yang memakai lebih dan ada yang memakai kurang - dari uang yang disumbangkan untuk membayar gaji dari pada karyawan-karyawan kantor dan lain-lain pengeluaran administrasi dari lembaga perutusan Injil itu. Hal yang demikian itulah yang menimbulkan peribahasa : “ inilah Rp. 1.000.- untuk utusan Injil itu, dan ini Rp. 1.000.- untuk lembaga untuk mengirim kepadanya”. Teranglah bahwa lembaga itu seperti bungan karang yang menghisap banyak dari dana-dana yang seharusnya dapat dipergunakan untuk membelanjai perutusan Injil itu.
Rencana Tuhan secara praktis menyingkirkan segala pengeluran itu untuk memperoleh uang untuk perutusan Injil itu. Setiap percobaan manusia untuk memperbaiki sistem Allah selalu menghasilkan kegagalan yang menyedihkan. Rencana Allah jauh lebih tinggi dari pada rencanan manusia seperti jauhnya ketinggian langit dari atas bumi. Kapankah manusia itu insyaf?.
III. Kerjasama di antara Jemaat-Jemaat.
Jemaat abad pertama adalah merdeka, akan tetapi mereka bekerja sama untuk menjalankan tugas mereka. Maka terdapatlah kerja sama tanpa organisasi. Ucapan Paulus yang membangkitkan semangat mengerjakan bahwa sejumlah besar jemaat dapat mengirimkan dana untuk membelanjai peyebaran Injil : “Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.” (Filipi 4:15-16). Paulus mengambil upah dari pada sejumlah jemaat-jemaat. Dia menuliskan : “Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu!.” (2Korintus 11:8). Ayat-ayat ini membuktikan bahwa jemaat-jemaat boleh bekerja sama untuk pemberitaan Injil itu. Jikalau suatu jemaat terlampau lemah untuk membelanjai seorang pengkhotbah seluruhnya di dalam bidang-bidang lain, maka dua atau tiga jemaat boleh bekerja sama di dalam usaha itu. Hal ini hendaknya merupakan kerjasama tanpa menciptakan suatu organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang dipertahankan oleh suatu organisasi yang lain dari pada jemaat itu yang tidak berdasarkan Kitab Suci.
Jemaat Kristus percaya akan pekerjaan missi sebab Alkitab mengajarkan hal itu. Jemaat dengan alasan yang sama percaya bahwa pekerjaan itu di laksanakan melalu jemaat setempat. Alkitab telah mengajarkannya.
Pasal XIII
JEMAAT KRISTUS MENGAJARKAN BAHWA KERAJAAN ALLAH TELAH DIDIRIKAN DAN KRISTUSLAH YANG MEMERITAH SEKARANG
I. Pengantar
Teori bahwa Kerajaan Allah akan datang dan Kristus akan memeritah diatas bumi selama seribu tahun telah mencemaskan banyak orang. Teori ini menyerbu kedalam banyak gereja-gereja yang berpihak-pihak di dunia ini dan secara terbuka dimajukan oleh pngkhotbah-pengkhotbah dari gereja-gereja yang mengajarkan tentang hal itu. Saya tidak akan pernah dapat mempertaruhkan nasib saya dengan suatu gereja yang memberikan sumbangannya kepada suatu teori yang tidak diteliti dengan cermat, tetapi telah diciptakan oleh khayalan tak terbatas dari pada manusia. Hal inilah yang disebut premillenialisme (teori pra-zaman seribu tahun); teori bahwa pada kedatangan Kristus untuk kedua kalinya keadaan duniawi manusia tidak akan berakhir akan tetapi bahwa suatu zaman yang baru atau sautu pemerintahan selama seribu tahun akan didirikan diatas bumi ini dan selama zaman itulah Kristus akan memerintah diatas bumi di Yerusalem atau suatu dunia manusia yang masih hidup dalam keadaan mempunyai darah dan daging. Tidak diragukan bahwa ada hal-hal yang sulit dipahami, akan tetapi tidaklah sulit dipahami karena hal itu tidak mungkin.
II. Kerajaan Allah itu telah didirikan.
Pertama, teori seribu tahun itu bukanlah berdasarkan Kitab Suci, sebab Kerajaan Allah itu telah didirikan :
1. Daniel, waktu mengingatkan kembali Nebukadnezar akan mimpinya yang telah dia lupa, berkata : “tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tatap untuk selama-lamanya.” (Daniel 2:44). Raja-raja yang mana? Raja-raja yang dari Kerajaan Romawi, menurut tafsiran dari pada mimpi itu ditinjau dari sudut (sejarah kitab suci dan duniawi - Kerajaan Allah yang berdiri untuk selama-lamanya dan tidak akan berakhir untuk selama-lamanya akan didirikan waktu orang-orang romawi memerintah keatas manusia).
2. Pada zaman raja-raja itulah Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:2).
3. Setelah Yohanes dipenjarakan, Yesus mengkhotbahkan : “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Markus 1:15)
4. Kemudian Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya supaya mereka berdoa untuk kerajaan sorga yang akan datang: “Bapa kami yang di Sorga dikuduskanlah nama-Mu datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendakmu di bumi seperti di Sorga. (Matius 6:9-10).
5. Kristus mengajarkan bahwa kerajaan sorga itu akan datang pada masa hidupnya beberapa orang diantara murid-murid-Nya pada waktu itu : “Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.” (Markus 9:1).
6. Di dalam Matius 18 murid-murid itu belum memasuki kerajaan Sorga, Yesus berkata dalam ayat 3 : “Aku berkata kepadamu, sesuangguhnya jika kamu tidak bertobat dan menajdi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
7. Waktu Yesus menyuruh tujuh puluh murid-murid-Nya, Ia berkata : “.....Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” (Lukas 10:9).
8. Akan tetapi pada Perjamuan Tuhan waktu malam, Kerajaan Sorga itu masih akan datang : “mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” (Lukas 22:18).
9. Maka sampailah kita pada tanggal yang sebenarnya pada saat dimana Kerajaan Allah itu didirikan. Saudara ingatlah kembali bahwa Yesus berkata di dalam Markus 9:1 bahwa Kerajaan Allah itu akan datang dengan kuasa. Saudara ingatkah selanjutnya bahwa kuasa ini akan diturunkan keatas rasul-rasul di Yerusalem (Lukas 24:49). Kuasa ini turun di atas para rasul-rasul di Yerusalem pada hari Pentokosta setelah kebangkitan Yesus. (Kisah para Rasul 2:1-4). Maka oleh karena itu Kerajaan Allah itu datang pada hari Pentakosta. Kepada Petrus telah diberikan anak kunci Kerajaan sorga (Matius 16:19). Anak kunci adalah simbol dari pada kekuasaan. Maka kepada Petrus telah diberikan kuasa untuk membuka pintu dari Kerajaan Sorga itu. Petus mempergunakan kuasa itu pada hari Pentakosta (Kisah para rasul 2) dengan mengkotbahkan syarat-syarat masuk kedalam Kerajaan Allah itu. Tiga ribu orang menjadi warga negara Kerajaan Sorga pada hari itu berdasarkan ketaatan meraka kepada rencana Ilahi: “Orang-orang yang menerima perkataanya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.” (Kisah para rasul 2:41).
10. Beberapa tahun sesudah hari pentakosta itu Paulus menuliskan bahwa mereka telah dipindahkan kedalam kerajaan sorga itu : “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.” (Kolose 1:13). Sebaliknya kepada teori seribu tahun, menjelaskan bahwa mereka yang telah dibaptis tidak mungkin dipindahkan ke dalam Kerajaan Sorga, apabila kerajaan sorga itu belum ada. Jadi kemana mereka dipindahkan? Teori Kerajaan Allah akan datang jelas sekali menyangkal Firman Allah yang disampaikan Paulus.
11. Bahwa Teori ini tidak masuk akal. Kita dapat melihat apabila diperhadapkan dalam surat Ibrani 12:28 “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, .....”. Kita telah menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan. Apabila kerajaan itu tidak tergoncangkan, maka kerajaan itu akan berdiri untuk selama-lamanya. Apabila kita telah menerima suatu kerajaan yang akan berdiri untuk selama-lamanya, maka kerajaan itu tidak akan berakhir untuk membiarkan sesuatu kerajaan yang lain mulai berdiri. Maka oleh karena itu kerajaan Allah tidak akan didirikan pada waktu yang akan datang, karena sudah didirikan dan sudah ada sekarang.
12. Hal yang sungguh mustahil untuk mencari suatu kerajaan yang akan didirikan di atas bumi. Kerajaan sorga itu telah didirikan, dan kerajaan itu bukannya duniawi melainkan rohani : “Kerajaan-Ku itu bukannya dari dunia ini....” (Yohanes 18:36a). Maka sangalah disesalkan bahwa orang telah menciptakan suatu teori yang secara positif menyangkal kata-kata Yesus ini.
III. Takhta Kristus adalah di Sorga.
Yang kedua, Teori zaman seribu tahun (Premillennialisme) tidaklah berdasarkan Kitab Suci sebab takhta Kristus adalah di Sorga :
1. Zakharia berkata, bahwa Kristus “......dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya....” (Zakaria 6:13). Kristus telah duduk di sebelah kanan Allah sekarang. (Kisah para rasul 2:30-35). Maka oleh karena Itu takhta Kristus adalah disebelah kanan Allah; bukan di atas bumi.!
2. Zakharia menyatakan bahwa Kristus akan menjadi imam di atas takhtaNya (Zakharia 6:13). Paulus berkata bahwa Kristus adalah seorang Imam Besar di Sorga (Ibrani 4:14). Maka oleh karena itu takhta Kristus adalah di Sorga; bukannya di bumi.
3. Dimana Kristus itu tidak dapat menjadi Imam, maka disitulah Dia tiada dapat mempunyai takhtaNya, sebab Kristus “akan menjadi imam di atas takhtaNya” (Zakharia 6:13). Kristus tidak dapat menjadi seorang Imam di atas bumi ini : “Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam,....” (Ibrani 8:4). Maka oleh karena itu hal yang mustahillah bahwa takhtaNya akan berada di atas bumi ini. TakhtaNya pastilah di Sorga.
IV. Kristus duduk diatas takhta Daud.
Yang ketiga, kenyataan bahwa Kristus duduk sekarang di atas takhta Daud mendakwakan teori itu sebagai yang penuh lamunan.
1. Allah menjanjikan akan memberikan kepada Kristus takhta Daud (Lukas 1:32). Janji ini telah di penuhi; “Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias,......” (Kisah para rasul 2:30-31). Kristus telah dibangkitkan untuk duduk di atas takhta Daud, maka dari sebab itu Dia sudah duduk sekarang di atas takhta Daud. Mengatakan bahwa Dia tidak diatas takhta Daud adalah penyangkalan akan kebangkitanNya.
2. Zakharia memberitahukan kepada kita, bahwa Kristus akan duduk di atas takhtanya dan memegang perintah yang pada zaman itu dan serentak. Apabila Kristus mulai duduk bersemayam dia mulai memegang perintah dan sebaliknya. Apabila kita dapat membuktikan bahwa dia sekarang sudah duduk bersemayam kita sudah akan dapat membuktikan bahwa dia sekarang sudah memegang perintah. Dengarlah akan bukti itu : “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal ini kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah disebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. (Kisah para rasul 2:32-35). Kristus sudah duduk sekarang disebelah kanan Allah, maka Dia sekarang sudah memerintah diatas takhta-Nya.
V. Hari akhri zaman.
Yang keempat, teori itu bukanlah berdasarkan Kebenaran, sebab teori itu mengajarkan bahwa kita tidak hidup pada hari-hari terakhir. Pernyataan Petrus pada hari Pentakosta, inilah “hari-hari terakhir” sudah cukup untuk membuktikan bahwa teori itu adalah palsu dengan cara yang menggelikan. Segala penganut teori pra-zaman seribu tahun (premillenialisme) mengajarakan bahwa kita akan meresmikan suatu periode yang lamanya seribu tahun pada saat kedatanganNya. Akan tetapi Petrus berkata : “tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel : akan terjadi pada hari-hari terakhir demikian firman Tuhan........” (Kisah para rasul 2:16-17). Petrus mengatakan demikian, hari pentakosta, hari berdirinya kerajaan surga itu, itulah akhir zaman. Oleh sebab itu, apabila zaman itu telah berlalu maka tidak akan ada lagi zaman : “maka yang akan ada zaman yang kekal”.
VI. I Korintus 15:23-25.
Yang kelima, kesalahan teori pra-zaman seribu tahun (premillenialisme) dapat kembali dilihat dengan terang apabila teori itu diperhadapkan dengan Surat 1Korintus 15:23-25. Waktu kita membaca bagian ini saya akan menyelipkan beberapa perkataan diantara tanda-tanda kurung untuk memberi tekanan : “tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya : Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. (kebangkitan pada waktu kedatangan Kristus). Kemudian tiba kesudahannya, (bukan permulaan dari pada suatu zaman seribu tahun) yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, (bukan didirikannya) sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. (bukan Dia akna memulai memerintah). Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.” (bukannya memulai memerintah). Akan tetapi memerintah sekarang dan terus memerintah sampai akhirnya.
VII. Bumi ini akan dihanguskan.
Yang keenam, Kristus tidak akan memerintah di atas bumi ini apabila Dia datang nanti, sebab pada waktu itu bumi ini akan dihanguskan : “Tetapi hari Tuhan akan datang seprti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segalah yang ada diatasnya akan hilang lenyap”. (2Petrus 3:10). Dimanakah penganut-penganut teori kerajaan yang akan datang mendapat Kerajaan Kristus itu dan menempatkan takhta-Nya? Tidak diatas bumi ini sebab bumi ini hancur dan terbakar.
VIII.Wahyu 20:1-6.
Tidak membuktikan teori Pra-zaman seribu tahun (Premillenialisme).
Teks utama dari penganut teori pra-zaman seribu tahun adalah Wahyu 20:1-6, akan tetapi bagian itu tidak membuktikan hal yang mereka tetapkan. Kenyataan bahwa Wahyu itu adalah suatu kitab yang berisikan simbol-simbol dan kiasan-kiasan membutnya lebih sulit lagi untuk diterangkan. Akan tetapi perhatikanlah hal-hal yang tidak disebutkan oleh ayat ini yang perlu untuk membuktikan apa yang diperdebadkan oleh penganut teori Pra-zaman seribu tahun itu :
(1) Kedatangan Kristus untuk kedua kalinya.
(2) Pemerintahan Kristus diatas bumi.
(3) Suatu kebangkitan manusia.
(4) Tidak menyebut bahwa kita akan memerintah beserta dengan Dia akan tatapi mengatakan : “dan mereka” (segalah nyawa orang yang dipancung kepalanya) hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
2. Bagian ini menyebut dengan kiasan-kiasan, yaitu sebagai berikut:
a. “anak kunci jurang maut”
b. “suatu rantai besar di tangannya”
c. “menutup jurang maut itu”
d. “memeteraikannya di atasnya”
e. “takhta-takhta”
f. “jiwa-jiwa”
g. “binatang”
h. “patungnya”
i. “yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka”
j. “kebangkitan pertama”
k. “kematian yang kedua”
l. “mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia seribu tahun lamanya”
Penganut teori pra-zaman seribu tahun telah memilih suatu ayat yang berlimpah-limpah dengan simbol-simbol - mereka mengakuinya dari antaranya itu memilih perkataan “memerintah beserta dengan Dia seribu tahun lamanya”, lalau berpegang teguh bahwa kalimat itu harus diartikan menurut arti katanya, walaupun itu berlawanan dengan ucapan-ucapan yang jelas yang mengajarkan hal yang berlainan. Bayangkanlah apa sebabnya mereka mengatakan kepada kita bahwa kata-kata seribu tahun itu harus diartikan menurut arti katanya sedangkan kalimat-kalimat yang lainnya dalam ayat itu harus diartikan secara kiasan.
3. Mengenai bagian itu Adam Clarke berkata di dalam komentarnya: “ beberapa banyak penglihatan telah terlihat atas pokok pembicaraan ini, baik pada zaman dahulu kala maupun di zaman modren ini. Tidak disangsikan bahwa hal ini dan apa yang dikatakan dalam ayat 3, 4 dan 5 adalah ditujukan kepada suatu waktu yang didalamnya pengaruh iblis itu terkekang dengan amat sangat, dan jemaat yang benar dari Allah mengalami kemakmuran yang besar sekali, yang berlaku terus selama suatu waktu yang panjang. Akan tetapi tidaklah besar kemungkinannya bahwa bilangan itu seribu tahun lamanya, harus diartikan menurut arti katanya disini......... itu boleh jadi bermakna bahwa akan ada suatu keadaan yang lama yang tidak mengkhawatirkan bagi agama Kristen; dan begitu universallah jiwa Injil itu akan menang, sehingga Kristulah nampaknya yang memeritah diatas bumi ini, yang pada hakekatnya demikianlah halnya sebab Roh-Nya akan memerintah di dalam hati manusia, dan pada waktu inilah orang-orang yang mati syahid itu di gambarkan sebagai hidup kembali; kesaksian merak dalam keadaan hidup kembali dan kebenaran untuk masa mereka mati, dan yang disahkan dengan darah meraka, menjadi hal yang lazim dimana sajapun. Tentang istilah seribu tahun, itu adalah suatu bilangan yang gaib (mistik) dikalangan orang Yahudi. Sepanjang mengenai kata-kata yang simbolis itu adam Clarke menulis: “itu boleh jadi bermakna..............”, dia tidak memasitkan. Suatu hal yang bertentangan sekali di antara tutur katanya yang segan-segan dan ujar kata yang mencurahkan perasaan dari pada orang -orang penganut teori pra-zaman seribu tahun itu.